Yahya Sinwar Dinobatkan Sebagai Pemimpin Hamas Setelah Kematian Ismail Haniyeh

Bella Suara.Com
Rabu, 07 Agustus 2024 | 10:34 WIB
Yahya Sinwar Dinobatkan Sebagai Pemimpin Hamas Setelah Kematian Ismail Haniyeh
Yahya Sinwar (kanan) dan Ismail Haniyeh (kiri).(Foto/Dok.ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hamas mengumumkan bahwa Yahya Sinwar telah diangkat sebagai pemimpin baru kelompok tersebut, menggantikan Ismail Haniyeh yang baru saja dibunuh di Tehran minggu lalu. Penunjukan Sinwar sebagai kepala biro politik Hamas diumumkan pada hari Selasa.

“Hamas mengumumkan pemilihan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik gerakan ini,” kata pernyataan dari kelompok tersebut, dikutip suara.com dari Al Arabiya, Rabu.

Tak lama setelah pengumuman tersebut, sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, meluncurkan serangkaian roket dari Jalur Gaza menuju Israel.

Sejumla tentara Israel selama operasi militer di Qabatiya, dekat Jenin, di Tepi Barat (Dok. Reuters)
Sejumla tentara Israel selama operasi militer di Qabatiya, dekat Jenin, di Tepi Barat (Dok. Reuters)

Seorang pejabat senior Hamas mengatakan, pemilihan Sinwar adalah pesan kuat kepada pendudukan (Israel) bahwa Hamas akan terus melanjutkan jalur perlawanan.

Baca Juga: Israel Lancarkan Dua Serangan Udara Terpisah, 12 Warga Palestina Meninggal Dunia di Tepi Barat

Pejabat tersebut menambahkan bahwa pembunuhan Haniyeh, yang mendukung kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, mendorong Hamas untuk memilih pemimpin yang dapat mengelola pertempuran dan perlawanan terhadap musuh.

Israel belum mengklaim tanggung jawab atas pembunuhan tersebut, namun Israel telah mengakui bahwa mereka membunuh pemimpin senior lainnya, termasuk wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri yang dibunuh di Beirut, dan Mohammed Deif, komandan militer gerakan tersebut.

Israel menuduh Sinwar sebagai salah satu otak di balik serangan 7 Oktober ke Israel, menjadikannya salah satu militan yang paling dicari oleh Israel. Sejak perang dimulai pada bulan Oktober, Sinwar telah bersembunyi di Gaza, menolak upaya-upaya Israel untuk membunuhnya.

Serangan Hamas pada 7 Oktober lalu mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas menurut data Israel. Selama serangan tersebut, para militan juga menangkap 251 orang, 111 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 39 yang menurut militer Israel telah meninggal.

Sementara menurut kementerian kesehatan Gaza, upaya balasan Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 39.653 orang.

Baca Juga: Beberapa Tentara AS Terluka dalam Serangan Roket di Pangkalan Ain al-Asad Irak

Warga Iran memegang potret mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh selama prosesi pemakamannya di Teheran, Iran, Kamis (1/8/2024). [AFP]
Warga Iran memegang potret mendiang pemimpin Hamas Ismail Haniyeh selama prosesi pemakamannya di Teheran, Iran, Kamis (1/8/2024). [AFP]

Sinwar, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di penjara Israel, adalah pemimpin Hamas yang paling berpengaruh yang masih hidup setelah pembunuhan Haniyeh. Keberadaan Sinwar meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut, terutama setelah Iran berjanji akan membalas dengan keras.

Lahir di kamp pengungsi di kota Khan Younis, Gaza selatan, Sinwar yang berusia 61 tahun terpilih sebagai pemimpin Hamas di Gaza pada tahun 2017 setelah mendapatkan reputasi sebagai penegak hukum yang kejam dan musuh tak termaafkan Israel.

Sebelumnya, ia memimpin aparat keamanan al-Majd yang melacak, membunuh, dan menghukum warga Palestina yang dituduh bekerja sama dengan layanan intelijen Israel sebelum ia dipenjara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI