Suara.com - Diva Indonesia Krisdayanti yang kini mendapat rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dinilai bakal sulit apabila hanya mengandalkan sisi popularitas sebagai penyanyi kenamaan semata.
Sebabnya, popularitas tidak berbanding lurus dengan elektabilatas atau tingkat keterpilihan.
"Saya melihatnya memang PDI Perjuangan begitu mempertimbangkan popularitas Krisdayanti sebagai artis," kata Pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) Wawan Sobari, Senin (6/8/2024).
Wawan bahkan memprediksi Krisdayanti tidak akan mudah menjalani pertarungan di Pilkada Kota Batu.
Baca Juga: Dua Partai Ini Bisa Jadi 'Hambatan' Krisdayanti Duduki Kursi Wali Kota Batu di Pilkada
Apalagi adik dari Yuni Shara ini juga harus bersaing dengan tokoh lokal, seperti Firhando Gumelar atau Mas Gum yang sudah didukung tiga partai, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Golkar, dan Demokrat.
Dalam perhitungannya, Wawan mengemukakan tiga partai tersebut memiliki tujuh kursi di DPRD Kota Batu berdasarkan hasil Pemilu 2024, rinciannya PAN dua kursi, Golkar empat kursi, dan Demokrat satu kursi.
Sedangkan untuk PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 memperoleh enam kursi.
Lebih lanjut, ia melihat adanya tren yang bergesar ketika nama Krisdayanti diusung PDIP di Pilkada Kota Batu.
Dalam pengamatannya, biasanya PDIP sering memasang kader daerah yang sudah teruji, baik secara elektabilitas dan popularitas.
Baca Juga: Senangnya Krisdayanti Terima Surat Tugas PDIP untuk Pilwalkot Batu, Lanjut Nyanyi Menghitung Hari
"Meskipun dia artis dan populer tapi harus berjuang keras karena pesaingnya juga kuat," ujarnya.
Namun, dia tak menampik bahwa surat tugas untuk Krisdayanti merupakan bagian dari strategi partai berlambang banteng moncong putih itu untuk mengoptimalkan mesin partai jelang Pilkada 2024.
"Kenapa tidak lagi merekomendasikan Bu Dewanti Rumpoko yang masih punya loyalis di Batu, ini jadi pertanyaan. Kemungkinan ingin menghadirkan wajah baru yang dari nasional dibawa ke daerah, tapi ini kondisi yang wajar," ujarnya. (Antara)