Suara.com - Ketegangan di negara Timur Tengah nampaknya semakin meningkat usai Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh tewas dalam serangan di Teheran, Iran.
Kabar terbaru saat ini menyebutkan bahwa Militer Israel mengatakan telah melakukan dua serangan udara terpisah di kota Jenin yang bergejolak, mengenai sel-sel bersenjata.
Namun berdasarkan pemberitaan dari negara tersebut, Israel tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait serangan udara terpisah itu.
Bahkan, Pasukan Israel yang didukung oleh serangan pesawat tak berawak menewaskan sedikitnya 12 orang di Tepi Barat yang diduduki, kata petugas medis pada hari Selasa.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lima orang tewas dalam serangan terhadap dua kendaraan di Jenin, salah satu pusat aktivitas bersenjata paling bergejolak di Tepi Barat. Satu orang lainnya terluka parah.
Serangan itu terjadi selama operasi militer Israel di Jenin di mana rekaman yang dibagikan di media sosial menunjukkan barisan pengangkut personel lapis baja memasuki kota dan buldoser lapis baja menggali jalan.
Setelah serangan itu, pasukan Israel mengepung sebuah rumah di desa Kafr Qud, dekat Jenin. Pekerja medis Palestina setempat mengatakan tiga orang tewas dalam baku tembak, dan dua lainnya terluka.
Tidak ada rincian mengenai identitas korban tewas dan tidak jelas apakah mereka anggota faksi bersenjata.
Ketika Israel bersiap menghadapi respons yang diharapkan dari Iran terhadap pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada tanggal 31 Juli, kekerasan di Tepi Barat menggarisbawahi tantangan keamanan multi-front yang dihadapi pasukan Israel, 10 bulan setelah dimulainya perang dengan kelompok Palestina Hamas pada tahun 2017. Gaza.
Semalam, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan setidaknya empat warga Palestina tewas dan tujuh lainnya terluka akibat tembakan Israel di kota Aqaba, Tepi Barat, dekat kota Tubas. Dua korban luka berada dalam kondisi kritis.