Soal Permintaan Maaf Jokowi, Sekjen Gerindra: Tidak Ada Kata Terlambat

Senin, 05 Agustus 2024 | 18:16 WIB
Soal Permintaan Maaf Jokowi, Sekjen Gerindra: Tidak Ada Kata Terlambat
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai, permintaan maaf Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi merupakan upaya untuk merajut terus kebersamaan.

Pernyataan tersebut merespon pemintaan maaf Presiden Jokowi beberapa waktu lalu di Istana Negara.

"Memaafkan, meminta maaf, itu adalah upaya untuk terus merajut kebersamaan, persatuan, dan kerukunan," kata Muzani di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/8/2024).

Menurutnya, permintaan maaf tersebut merupakan langkah yang positif ke depannya dalam pemerintahan.

Baca Juga: Jelang Akhir Menjabat Presiden, Jokowi Minta Maaf, Anaknya Bilang Biasa Aja

"Karena di situ ketersinggungan kita, kejengkelan kita harus dikubur dalam-dalam, harus dilupakan untuk kita menyampaikan permohonan maaf dan kita memaafkan atas semua kejengkelan, mungkin kekeliruan, kedongkolan di antara kita semua," sambungnya.

Ia mengatakan bahwa Presiden Jokowi adalah manusia biasa, sehingga menjadi tempatnya salah dan khilaf.

Menurutnya, orang tidak akan selamanya berkuasa, tidak akan selamanya hidup, pasti proses itu semua akan berakhir.

"Itu adalah hukum alam, itu adalah hukum dunia yang sudah semua kita tahu. Karena itu, meminta maaf adalah tindakan yang luhur dan mulia, memberi maaf atas permintaan maaf itu adalah tindakan yang luhur dan mulia," katanya.

"Tetapi lebih luhur dan mulia lagi adalah memberi maaf sebelum yang bersangkutan menyampaikan permohonan maaf," imbuhnya.

Baca Juga: PDIP Kritik Permintaan Maaf Jokowi, Singgung Kebijakan Impor Beras

Lebih lanjut, ia mengatakan, tak ada kata terlambat dalam menyampaikan permohonan maaf.

"Meminta maaf juga tidak ada kata terlambat. Kapan saja kita bisa menyampaikan permohonan maaf, kapan saja kita bisa memaafkan. Persatuan dan kesatuan, kebersamaan, di sini ujiannya," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi memohon maaf atas segala salah dan khilaf selama memimpin sebagai kepala negara. Ia sekaligus mewakili Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan permohonan maaf serupa.

Permohonan maaf itu disampaikan Jokowi saat pidato membuka acara Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka di halaman Istana Merdeka Jakarta, Kamis malam.

"Bapak Wakil Presiden, Bapak-Ibu sekalian, Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, Dalam kesempatan yang baik ini, di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor KH Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini," kata Jokowi, Kamis (1/8/2024).

"Khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia," sambung Jokowi.

Sebagai manusia, Jokowi menyampaikan ia bersama Ma'ruf tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak.

"Kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Sebagai manusia biasa, diakui Jokowi, dirinya tidak sempurna.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI