Suara.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencatat bahwa Kalimantan Timur jadi provinsi dengan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel mewah yang paling banyak selama bulan Juni 2024.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya menyebutkan, bahwa keterisian kamar hotel itu tak lepas dari kunjungan wisatan ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Secara spasial paling tinggi di Kalimantan Timur 70,2 persen, mungkin ini berkaitan dengan IKN," kata Nia dalam konferensi pers Kemenparekraf, Senin (5/8/2024).
Angka tingkat hunian kamar hotel berbintang di Kaltim itu mengalahkan jumlah yang ada di Bali dan Kepulauan Riau yang berada di peringkat dua dan tiga. Masing-masing presentasenya sebanyak 65,78 persen dan 64,78 persen.
Baca Juga: Takut Santet di IKN? Alimuddin: Zaman Now, ASN Tak Perlu Khawatir Pindah ke Kalimantan
Ada pun secara rata-rata nasional, TPK hotel berbintang itu angkanya 54,69 persen.
"Ketika berbicara tingkat hunian kamar ini dicampur antara wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara," imbuh Nia.
Untuk hunian hotel tidak berbintang rupanya angkanya dua kali lipat lebih rendah. Nia menyebutkan, okupansi keterisian hotel non berbintang selama Juni 2024 hanya 27,65 persen.
"Bali tercatat TPK hotel non bintang tertinggi di bulan Juni 2024," ujarnya lagi.
Ada pun jumlah wisatwan luar negeri yang berkunjung ke Indonesia sepanjang Juni 2024 jumlahnya tercatat 1,2 juta orang. Negara asal para turis tersebut tak jauh berbeda dari biasanya.
"Pengunjung langganannya memang orang akan berjalan di sekitar region, yaitu Malaysia, Singapura, Australia, Tiongkok, dan India," ungkap Nia.
Baca Juga: Cek Fakta: DPR Temukan Kebohongan Dana Cadangan IKN, Benarkah?
Turis-turis itu tercatat lama menginap di Indonesia rata-rata 7-13 hari. Dengan total pengeluaran mencapai 1.444 dolar atau setara Rp 23,3 juta per sekali kunjungan.