Suara.com - Panitia Khusus (Pansus) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengundang Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hasanuddin Wahid untuk hadir di Kantor PBNU.
Rais Syuriyah PBNU KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan, bahwa Hasanuddin tidak memenuhi undangan dari Pansus PBNU hari ini.
“Hari ini sebenarnya mengundang Sekjen PKB yaitu Hasanuddin Wahid yang harusnya hadir pada tadi jam 12.30 menurut undangan kami, tetapi kami tunggu sampai jam 2.30 tadi saya turun dari atas juga belum ada konfirmasi kedatangannya,” kata Nafis di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024).
Padahal, dia menyebut kehadiran Hasanuddin sangat penting guna mengharmonisasikan kembali hubungan antara PKB dengan PBNU.
Baca Juga: Diundang PBNU, Presiden Palestina Mahmoud Abbas Akan Tiba di Indonesia 7 Agustus
“Info-info berkenaan dengan PKB dan bagaimana juga menyusun yang baik ubungan antara PKB dengan PBNU, tapi beliau sampai sekarang belum hadir,” ujar Nafis.
Sebelumnya, Pansus PBNU juga memanggil mantan Sekjen PKB Lukman Edy untuk dimintai klarifikasi mengenai kondisi hubungan antara PKB dengan PBNU.
Diketahui, meruncingnya hubungan kedua lembaga yang berbasis massa Nahdliyyin ini menjadi sorotan dalam dunia politik tanah air.
Kondisi tersebut dipicu pembentukan Panwas Haji oleh DPR yang dimotori legislator PKB terhadap Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang juga merupakan kader partai berlambang sembilan bintang tersebut.
Pun kondisi tersebut semakin panas setelah PBNU menginginkan untuk mengembalikan PKB ke NU. Elite PBNU pun kemudian membentuk pansus. Hal ini disampaikan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.
Baca Juga: Ratusan Banser Bersiaga di Depan Kantor PBNU Usai Ada Perintah Sikat dan Gebuk Pendemo
Gus Ipul berpendapat bahwa pemilik sah partai politik yang dipimpin oleh Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin itu adalah NU.