Suara.com - Beredar kabar bahwa ada agen penyusup membunuh kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh, saat menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru.
Hal tersebut nampaknya dibantah langsung Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC). Dia menyebut bahwa tidak ada penyusup ke dinas intelijen Iran yang memicu tewasnya Ismail Haniyeh.
Bantahan itu disampaikan juru bicara Komite Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Ibrahim Rezaei.
Berdasarkan laporan harian Inggris The Telegraph, badan intelijen Israel Mossad sebelumnya merekrut beberapa personel IRGC sebagai agennya untuk memasang bahan peledak di wisma tamu Teheran tempat Haniyeh menginap.
Baca Juga: Janji Hizbullah Balas Kematian Faud Shukr, 50 Roket Ditembakkan ke Israel Utara
Pada Minggu (4/8) malam, sidang digelar di Teheran untuk memeriksa kasus pembunuhan Haniyeh.
Sidang tersebut dihadiri oleh wakil kepala badan intelijen Pasukan Quds (unit militer khusus IRGC yang beroperasi di Timur Tengah), wakil menteri informasi (intelijen) untuk isu keamanan, serta sejumlah pejabat senior intelijen lainnya.
Juru bicara Pasukan Quds menekankan bahwa pembunuhan Haniyeh bukan merupakan hasil infiltrasi ke dalam dinas intelijen Iran dan tidak ada perekrutan personel Iran dalam insiden tersebut, kata Rezaei kepada kantor berita IRNA.
IRGC juga melihat bahwa pengaruh dinas intelijen Mossad Israel sudah menurun, baik di Iran maupun di negara-negara Timur Tengah lainnya, kata anggota parlemen tersebut.
Hamas pada Rabu (31/7) menyatakan pemimpin politiknya Ismail Haniyeh meninggal karena dibunuh di wisma tamu di Teheran, kota tempat ia menghadiri pelantikan presiden baru Iran.
Baca Juga: Israel Batasi Akses Warga Palestina ke Masjid Al-Aqsa, Ketegangan Meningkat Drastis
Hamas menuding Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas kematian Haniyeh dan mengatakan bahwa serangan itu tidak akan ditimpali dengan pembalasan. [Antara].