Terpisah, Sang Mursyid Shiddiqiyyah, Kiai Muchtar menerangkan, nilai-nilai amanat dari pembukaan UUD 1945 dalam agenda tersebut.
"Pembukaan UUD yang berisi 4 alinea diperuntukan untuk seluruh rakyat Indonesia. Di dalamnya Tiga Panca, yakni panca pintu gerbang, Panca tujuan, dan Panca dasar NKRI," pesan Sang Mursyid Kiai Muchtar.
"NKRI bukan negara persatuan tapi kesatuan. Maksudnya, kekuatan kesatuan adalah satu dari dirinya sendiri," lanjutnya.
"Jika bangsa Indonesia kembali ke Jatidiri, maka haqqul yakin negara Indonesia akan menjadi imam perdamaian Indonesia," dhawuh Sang MursyidMursyid Kiai Muchtar.
Sementara itu, KH Aqil Shiradj mengaku bersyukur dapat bershilaturohim dengan Mursyid dan jamaah Shiddiqiyyah.
"Saya kesini mencari kebaikan dari Thoriqoh Shiddiqiyyah. Semoga bangsa Indonesia dan umat Islam diberi barokah, rukun dan jauh dari konflik," Sang Kiai membuka sambutan.
Kata dia, Shiddiqiyyah memiliki misi cinta tanah air dan ini sesuai misi Rosululloh. Membangun cinta sesama manusia, antar umat beragama, antar budaya dan antar bangsa.
"Tidak ada diskriminasi dimata hukum. Nabi Muhammad membangun negara bukan atas dasar agama, tapi beliau membangun negera madani," paparnya.
Menurutnya, membangun negara membutuhkan peradaban. Kata dia, barang siapa yang tidak punya tanah air maka akan dilupakan sejarah, Karena sejarah dibangun diatas tanah air.
Baca Juga: Doa Tahun Baru Hijriyah, Ini Bacaan Arab dan Latinnya, Amalkan Menjelang Malam 1 Muharram 1446 H
"Negara butuh kerukunan, persatuan agar dapat beribadah dengan tenang. NKRI berdasar kebangsaan. Itulah kelebihan bangsa Indonesia. Perpindahan kekuasaan di Indonesia tidak menimbulkan konflik berkepanjangan," lanjut Kiai Aqil Sirodj sambil mengutip konflik di Timur Tengah.