Krisis Pernikahan? Tiongkok Luncurkan Jurusan Kuliah Siap Nikah!

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Minggu, 04 Agustus 2024 | 16:19 WIB
Krisis Pernikahan? Tiongkok Luncurkan Jurusan Kuliah Siap Nikah!
Ilustrasi kuliah (Freepik/master1305)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam upaya untuk mempromosikan budaya pernikahan dan keluarga yang positif di Tiongkok, Universitas Urusan Sipil di negara tersebut baru-baru ini mengumumkan program sarjana baru yang berfokus pada pernikahan, yang disebut "Layanan dan Manajemen Pernikahan." Program ini dilaksanakan pada saat Tiongkok sedang menghadapi penurunan jumlah kelahiran baru, yang terkait erat dengan menurunnya angka pernikahan, demikian yang dilaporkan Independent.

Program sarjana, yang akan dibuka di institusi Beijing pada bulan September ini, berupaya untuk ''menumbuhkan profesional untuk mengembangkan industri dan budaya terkait pernikahan'', menurut media pemerintah. Program tersebut, yang mulai menerima mahasiswa pada bulan September ini, akan merekrut 70 mahasiswa sarjana di 12 provinsi pada tahun 2024, kata wakil presiden universitas tersebut Zhao Honggang kepada media lokal.

Ilustrasi Menikah di Bulan Syawal (freepik)
Ilustrasi Menikah di Bulan Syawal (freepik)

Program ini bertujuan untuk membina para profesional untuk mengembangkan industri dan budaya yang berhubungan dengan pernikahan dan untuk mempromosikan budaya pernikahan dan keluarga yang positif di Tiongkok.

Program ini akan mencakup topik-topik seperti konseling keluarga, perencanaan pernikahan kelas atas, dan pengembangan produk perjodohan. Lulusan program ini akan memiliki peluang karir di asosiasi industri, agen perjodohan, perusahaan jasa pernikahan, dan organisasi konseling pernikahan dan keluarga.

Baca Juga: Nino Kuya Kuliah di Kampus Top Amerika Serikat, Berapa Sih Biayanya?

Khususnya, populasi Tiongkok telah menurun selama dua tahun berturut-turut, hal ini terutama disebabkan oleh penurunan angka kelahiran yang terus-menerus. Meskipun kebijakan satu anak telah dilonggarkan pada tahun 2016, yang memungkinkan pasangan untuk memiliki hingga tiga anak sejak tahun 2021, angka pernikahan terus menurun. Tren ini telah berlangsung selama hampir satu dekade, dan pada tahun 2022 terjadi rekor terendah dalam jumlah pernikahan. Akibatnya, angka kelahiran telah berkurang setengahnya sejak tahun 2016, dan mencapai tingkat yang sangat rendah pada tahun 2023.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI