Suara.com - Sebanyak 60 roket ditembakkan dari Lebanon selatan ke arah Israel utara pada Kamis malam. Serangan ini merupakan yang pertama setelah pembunuhan komandan tinggi Hizbullah, Fuad Shukr, oleh Israel di Beirut pada awal pekan ini.
Kanal penyiaran publik Israel, KAN, melaporkan bahwa roket-roket tersebut menargetkan wilayah Galilea Barat, dengan 15 roket berhasil dicegat di udara.
Militer Israel mengeluarkan pernyataan bahwa lima proyektil berhasil melintasi perbatasan dari Lebanon menuju Israel, beberapa di antaranya berhasil dicegat, sedangkan sisanya jatuh di area terbuka. Tidak ada laporan mengenai korban luka dalam serangan ini.
Sementara Hizbullah belum memberikan komentar mengenai serangan ini hingga berita ini diturunkan.
Baca Juga: Ketegangan Iran-Israel Meningkat, Maskapai Lufthansa Jerman Hentikan Penerbangan ke Tel Aviv
Sebelumnya, Radio Angkatan Darat Israel telah mengonfirmasi adanya peluncuran roket ke wilayah Galilea Barat.
Dalam serangan udara Israel di Beirut yang menewaskan Shukr pada hari Selasa, otoritas kesehatan Lebanon melaporkan tujuh orang tewas, termasuk dua anak-anak.
Israel menuduh Shukr terlibat dalam serangan rudal pada hari Sabtu yang menewaskan 12 orang di kota Druze Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Namun, Hizbullah membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pembunuhan Shukr diikuti oleh kematian kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, pada Rabu dini hari, yang juga diduga dilakukan oleh Israel. Meski demikian, Tel Aviv belum mengonfirmasi ataupun membantah keterlibatannya.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyatakan bahwa kelompoknya akan memberikan tanggapan nyata terhadap serangan yang menewaskan Shukr.
Baca Juga: Israel Kembali Lakukan Serangan di Sekolah Jalur Gaza, Belasan Orang Tewas Tertimbun
"Kami merencanakan tanggapan yang nyata dan penuh perhitungan, bukan hanya reaksi simbolis," ujarnya dalam pidato yang disiarkan televisi selama pemakaman Shukr.
Nasrallah juga menambahkan bahwa Hizbullah akan melanjutkan operasi militernya terhadap Israel pada Jumat, yang terpisah dari aksi balasan atas pembunuhan Shukr.
Ketegangan meningkat di tengah kekhawatiran akan pecahnya perang besar antara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon, seiring dengan berlanjutnya tembakan lintas perbatasan selama beberapa bulan terakhir. Eskalasi ini terjadi di tengah serangan Israel di Jalur Gaza, yang telah mengakibatkan hampir 39.500 orang tewas sejak Oktober lalu.