AS siap Kirim Bantuan Pertahanan Baru di Tengah Ancaman Iran dan Hizbullah Terhadap Israel

Bella Suara.Com
Jum'at, 02 Agustus 2024 | 10:55 WIB
AS siap Kirim Bantuan Pertahanan Baru di Tengah Ancaman Iran dan Hizbullah Terhadap Israel
Ilustrasi tentara Amerika Serikat. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Militer Amerika Serikat akan mengerahkan bantuan setelah Iran dan Hizbullah mengancam akan membalas tindakan Israel atas pembunuhan dua pejabat tinggi dari kelompok militan Lebanon dan Hamas. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joe Biden pada hari Kamis.

Menurut pernyataan resmi dari Gedung Putih, Presiden Biden membahas upaya untuk mendukung pertahanan Israel terhadap ancaman, termasuk dari rudal balistik dan drone, serta rencana penempatan militer AS yang baru.

"Presiden membahas berbagai upaya untuk mendukung pertahanan Israel terhadap berbagai ancaman, termasuk rudal balistik dan pesawat tanpa awak, termasuk penempatan militer defensif baru AS," kata Gedung Putih dalam pernyataan tertulisnya.

Pihak Gedung Putih menyebutkan bahwa rencana baru ini dikembangkan selama pertemuan mingguan antara Menteri Pertahanan AS, Ketua Kepala Staf Gabungan, dan Panglima Komando Pusat AS.

Baca Juga: Israel Siagakan Pasukan Hadapi Kemungkinan Serangan dari Iran dan Sekutunya

Pentagon dijadwalkan akan merilis rincian lebih lanjut tentang penempatan aset defensif ini pada Kamis sore.

Komitmen AS dan Upaya Penurunan Ketegangan

Presiden Biden menekankan komitmen AS untuk membantu pertahanan Israel sambil juga menekankan pentingnya upaya untuk meredakan ketegangan yang lebih luas di kawasan tersebut.

Pejabat AS mengatakan bahwa mereka mendapatkan informasi sebelumnya sebelum operasi Israel yang menewaskan Fuad Shukr dari Hizbullah di pinggiran selatan Beirut. Israel menyatakan serangan itu sebagai balasan atas roket yang menghantam lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang menyebabkan beberapa anak tewas akhir pekan lalu.

Pejabat AS menganggap Hizbullah adalah pelaku peluncuran roket tersebut, meski Hizbullah membantah terlibat.

Baca Juga: Hizbullah Luncurkan Puluhan Roket ke Israel Utara sebagai Respons Atas Kematian Pemimpinnya

Tentara AS di kawasan tersebut sedang bersiap menghadapi kemungkinan serangan di Irak dan Suriah sebagai dampak dari serangan Israel tersebut.

Pembunuhan Haniyeh dan Shukr

Dalam pembunuhan kedua, Hamas melaporkan bahwa Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, tewas saat berada di sebuah kompleks di Iran pada Selasa malam. Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran.

Pejabat AS percaya bahwa Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh, meskipun mereka juga menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam tindakan tersebut.

Shukr dan Haniyeh telah ditetapkan sebagai teroris oleh AS, dengan Shukr dituduh memainkan peran sentral dalam serangan bom 23 Oktober 1983 di Barak Marinir AS di Beirut yang menewaskan 241 anggota militer AS.

Ancaman Balasan dari Iran dan Hizbullah

Hizbullah, Hamas, dan pendukung utama mereka di Iran, serta proksi regional lainnya yang didukung oleh Teheran, semuanya telah berjanji untuk merespons serangan tersebut. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan pada Kamis bahwa musuh, dan mereka yang mendukung musuh, harus menunggu balasan kami yang tak terhindarkan.

"Kalian tidak tahu batasan merah apa yang telah kalian langgar." kata Nasrallah.

Dengan ketegangan yang meningkat, penempatan pasukan baru oleh AS di Timur Tengah menunjukkan kesiapan untuk menghadapi kemungkinan konflik lebih lanjut di kawasan yang sudah rawan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI