Suara.com - Bos daycare Wensen School Indonesia, Meita Irianty kini harus meringkuk di penjara saat mengandung anak. Penahanan itu dilakukan setelah polisi menetapkan Meita Irianty sebagai tersangka kasus penganiayaan balita di daycare miliknya.
Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana mengungkap alasan penyidik tetap menahan Meita walau dalam kondisi hamil. Penahanan itu dilakukan setelah wanita yang berprofesi sebagai influencer di bidang parenting itu menjalani pemeriksaan tim dokter.
“Tapi, kalau ada masalah, kami akan larikan ke rumah sakit. Tentu Rumah Sakit Kramatjati Polri, yang memang berwenang melakukan itu. Kalaupun harus dibantarkan, ya kami bantarkan. Tetapi, penahanan tetap kami lakukan," ujarnya saat ditemui di Polres Metro Depok, Kamis (1/8/2024).
Usia janin di dalam perut wanita yang disapa Tata itu juga diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Suardi Jumaing.
Baca Juga: Bos Daycare Wensen School Juga Aniaya Bayi 9 Bulan, Meita Irianty: Saya Khilaf
Menurutnya, dari hasil pemeriksaan, Meita sedang hamil muda.
“Lagi hamil muda, sudah 4 bulan,” ujarnya.
Terancam 5 Tahun Bui
Dalam kasus ini, polisi resmi menetapkan Meita Irianty lantaran telah menganiaya dua bayi di daycare Wensen School, Cimanggis, Depok. Dua bayi yang dianiaya Meita itu berinisial MK (2 tahun) dan HW (9 bulan).
Aksi keji Meita Irianty menganiaya balita berinisial MK terungkap setelah rekaman CCTV di daycare miliknya beredar di media sosial.
Baca Juga: Korban Penganiayaan Di Daycare Depok Bertambah, Begini Tampang Meita Irianty Pakai Baju Tahanan
Setelah menyelidiki laporan dari orang tua balita MK, polisi meringkus Meita Irianty di kediamannya pada Rabu (31/7/2024) kemarin. Sebelum melakukan penangkapan, Polres Metro Depok lebih dulu menggelar perkara untuk menetapkan Meita sebagai tersangka.
Saat dicokok, Meita Irianty tidak lagi bisa berkilah soal penganiayaan terhadap balita MK. Hal itu setelah petugas menyodorkan rekaman CCTV yang merekam aksi keji Meita Irianty saat menganiaya korban di daycare miliknya itu.
Atas perbuatan kejinya itu, Meita dijerat dengan UU Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014, Pasal 80 Ayat 1 dan Ayat 2 dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.