Cek Fakta: Mandi Pada 3 Waktu Ini Menyebabkan Kematian, Benarkah?

Bella Suara.Com
Kamis, 01 Agustus 2024 | 15:13 WIB
Cek Fakta: Mandi Pada 3 Waktu Ini Menyebabkan Kematian, Benarkah?
Ilustrasi mandi (Freepik/timeimage)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini, beredar klaim bahwa mandi pada waktu-waktu tertentu—seperti 30 menit setelah salat Ashar, setelah salat Magrib antara pukul 18.00-19.00 WIB, dan setelah salat Isya hingga pukul 24.00 WIB—dapat berakibat fatal.

Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti ilmiah yang valid. Menurut dr. Sondang Jasmine Mustikasari, Sp.JP, seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RSUD Dr HM Rabain Muara Enim, Sumatera Selatan, risiko serangan jantung terkait dengan perbedaan suhu tubuh dan suhu air saat mandi, bukan pada waktu tertentu.

“Jadi, tidak ada kaitannya dengan waktu tertentu. Kapan pun mandi, jika ada perbedaan suhu tubuh dengan air, itu bisa menjadi pemicu,” jelas dr. Sondang seperti dikutip suara.com dari Turnbackhoax, Kamis.

Menurutnya, penelitian yang ada tidak menghubungkan serangan jantung dengan waktu mandi tertentu. Beberapa studi tentang kematian di kamar mandi menunjukkan hasil yang tidak konklusif. Oleh karena itu, klaim mengenai risiko kematian akibat mandi pada waktu-waktu tertentu masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

Baca Juga: Misteri Kematian Penjual Bakso di Tasikmalaya, Terbujur Kaku di Toilet Kontrakan

Sebagai informasi, serangan jantung merupakan kondisi medis darurat yang terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terhambat. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung dan bahkan kematian jika tidak segera ditangani. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan jantung.

Salah satu penyebab utama serangan jantung adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini terjadi ketika arteri koroner yang memasok darah ke jantung tersumbat oleh plak. Plak terbentuk dari lemak, kolesterol, dan zat-zat lain dalam darah. Seiring waktu, plak dapat menebal dan menyebabkan penyempitan arteri. Jika plak pecah, dapat terbentuk gumpalan darah yang menghalangi aliran darah ke jantung. Faktor risiko lainnya yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung meliputi tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, merokok, kurang aktivitas fisik, dan riwayat keluarga penyakit jantung.

Selain faktor-faktor di atas, gaya hidup yang tidak sehat juga dapat memicu serangan jantung. Pola makan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol, konsumsi alkohol berlebihan, serta stres kronis dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, penting untuk menjaga gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, mengelola stres, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok.

Untuk menjaga kesehatan jantung, penting untuk memperhatikan faktor risiko lain yang lebih relevan dan melakukan langkah pencegahan yang sesuai.

Baca Juga: Setahun Berlalu, Penyebab Kematian Sinead O'Connor Akhirnya Terungkap

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI