Tentara Israel Disidang Atas Tuduhan Pelecehan Seksual Tahanan Palestina, Menteri Kepolisian Protes Penangkapan

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Kamis, 01 Agustus 2024 | 04:00 WIB
Tentara Israel Disidang Atas Tuduhan Pelecehan Seksual Tahanan Palestina, Menteri Kepolisian Protes Penangkapan
Ilustrasi tentara Israel [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengadilan militer Israel membuka sidang awal hari Selasa untuk sembilan tentara yang ditahan. Penahanan itu dilakukan atas apa yang disebut pengacara pembela sebagai tuduhan pelecehan seksual terhadap seorang warga Palestina di sebuah fasilitas rahasia tempat Israel menahan tahanan dari Gaza selama perang.

Investigasi ini telah memicu ketegangan antara komando militer dan kelompok nasionalis garis keras di pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menganjurkan tindakan yang lebih keras terhadap aksi Israel dalam perang yang telah berlangsung 10 bulan di Gaza.

Penyelidikan atas insiden yang diduga sebagai pusat penyiksaan Sde Teiman telah memicu ketegangan antara komando militer dan politisi nasionalis garis keras yang menginginkan lebih banyak kekerasan.

Tentara Israel bersiaga dengan senjata mereka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina di dekat Kota Nablus, Tepi Barat, Desember 2020. [Dok.Antara]
Tentara Israel bersiaga dengan senjata mereka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina di dekat Kota Nablus, Tepi Barat, Desember 2020. [Dok.Antara]

Penahanan tentara tersebut pada hari Senin memicu protes kemarahan dari para pendukung yang menuntut pembebasan mereka, termasuk anggota parlemen dan setidaknya dua menteri pemerintah.

Baca Juga: Cerita Driver Ojek Online Hadapi Pelecehan Seksual dari Pelanggan

Pada hari Senin, ratusan pengunjuk rasa masuk ke fasilitas di Israel selatan, yang dikenal sebagai Sde Teiman, dan kemudian ke pangkalan militer tempat para tentara ditahan. Video menunjukkan mereka bentrok dengan tentara sebelum dipaksa keluar.

Pengacara pembela Nati Rom, yang mewakili tiga tentara tersebut, mengatakan mereka tidak bersalah dan menggambarkan dugaan pelecehan yang mereka lakukan sebagai “tindakan sodomi.” Pihak militer tidak memberikan rincian mengenai penyelidikan tersebut, dan hanya mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki tuduhan “pelecehan substansial.”

Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang mengecam pembobolan pengunjuk rasa di lokasi tersebut, menuntut penyelidikan apakah Menteri Keamanan Nasional garis keras Itamar Ben-Gvir mencegah atau menunda tanggapan polisi terhadap kerusuhan tersebut.

Seorang pria Palestina melihat tentara Israel membidikkan senjata ke arah pengunjuk rasa yang menentang rancangan perdamaian Timur Tengah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, di Hebron, wilayah penjajahan Israel, Tepi Barat, Kamis (6/2/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma/ama/djo
Seorang pria Palestina melihat tentara Israel membidikkan senjata ke arah pengunjuk rasa yang menentang rancangan perdamaian Timur Tengah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, di Hebron, wilayah penjajahan Israel, Tepi Barat, Kamis (6/2/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma/ama/djo

Dia mengatakan kurangnya kehadiran polisi memaksa militer mengalihkan pasukan ke pangkalan untuk mengusir para pengunjuk rasa. Dalam suratnya kepada Netanyahu, dia meminta Netanyahu untuk bertindak keras terhadap anggota koalisi yang ikut serta dalam kerusuhan.

Ben-Gvir, yang kementeriannya bertanggung jawab atas kepolisian, menanggapi dengan suratnya sendiri kepada Netanyahu yang mengatakan bahwa tuduhan bahwa dia menunda tanggapan polisi terhadap kerusuhan tersebut tidak berdasar.

Baca Juga: Tentara Israel Tembaki Sekolah Tempat Pengungsian Di Gaza, 30 Orang Tewas

Pada hari Senin, Ben-Gvir mengecam penahanan tentara tersebut sebagai “memalukan” dan menyebut mereka “pahlawan terbaik kita.” Mengacu pada kondisi di fasilitas penahanan, dia mengatakan “kamp musim panas dan kesabaran para teroris sudah berakhir.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI