Suara.com - Sebuah klaim yang beredar di media sosial menyebutkan bahwa kerokan di sekitar leher dapat memicu stroke. Begini narasi yang beredar tersebut:
"Hindari kerokan disekitar leher, karena kebiasaan ini berpotensi mengakibatkan stroke,"
Namun, penelusuran menunjukkan bahwa klaim tersebut tidak berdasar. Kerokan, sebuah terapi tradisional yang umum di Indonesia, dianggap tidak berhubungan langsung dengan risiko stroke.
Stroke umumnya disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak, yang berkaitan dengan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi sirkulasi darah ke otak.
Baca Juga: CEK FAKTA : Anaknya Masih Hidup, Iptu Rudiana Orang Tua Eky Jadi Tersangka, Benarkah?
Tidak ada bukti medis yang mendukung bahwa kerokan dapat menyebabkan stroke secara langsung.
Meski demikian, kerokan yang dilakukan terlalu keras bisa menyebabkan cedera pada kulit atau pembuluh darah kecil di bawah kulit.
Ini bisa berisiko bagi orang dengan kondisi medis tertentu, tetapi ini bukan penyebab stroke.
Oleh karena itu, klaim bahwa kerokan dapat menyebabkan stroke tergolong sebagai konten yang menyesatkan.
Masyarakat disarankan untuk lebih memperhatikan informasi kesehatan dari sumber yang terpercaya dan menghindari penyebaran informasi yang tidak berdasar.
Baca Juga: CEK FAKTA: Dua Sahabat Vina Buka Suara, Bongkar 'Borok' Almarhum Eky, Benarkah?