Ismail Haniyeh Sebelum Meninggal: Ada Pembersihan Etnis dan Genosida di Palestina

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 31 Juli 2024 | 13:13 WIB
Ismail Haniyeh Sebelum Meninggal: Ada Pembersihan Etnis dan Genosida di Palestina
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ismail Haniyeh, salah satu pemimpin tertinggi Hamas dilaporkan meninggal dunia di Iran. Korps Garda Revolusi Iran menyampaikan, Ismail Haniyeh tewas ketika menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran. 

Penyebab meninggalnya Ismail Haniyeh yakni diserang ketika berada di tempat istirahat mereka. Ia dan penjaga keamanan Iran jadi korban. Namun, laporan selanjutnya akan dirilis untuk melengkapi informasi.

Dikutip dari Al Jazeera, militer Israel mengklaim, tidak ada perintah darurat baru untuk publik Israel, yang menunjukkan bahwa pejabat Israel tidak mengharapkan pembalasan langsung.

"Kami lebih suka menyelesaikan permusuhan tanpa perang yang lebih luas," ujar Daniel Hagari, juru bicara militer Israel. Namun, ia menambahkan bahwa militer Israel "sepenuhnya siap untuk skenario apa pun."

Baca Juga: Breaking News: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas Terbunuh di Iran

Profil Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh lahir di kamp pengungsi Shati di Gaza dari orang tua yang melarikan diri dari kota Asqalan setelah negara Israel didirikan pada tahun 1948. 

Ia belajar di Institut Al-Azhar di Gaza dan lulus dengan gelar sastra Arab dari Universitas Islam di Gaza. Saat kuliah pada tahun 1983, ia bergabung dengan Blok Mahasiswa Islam, yang merupakan cikal bakal Hamas. Haniyeh naik pangkat di Hamas sebagai ajudan dekat dan asisten salah satu pendiri Hamas, mendiang Sheikh Ahmed Yassin.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh (Twitter)
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh (Twitter)

Haniyeh sudah beberapa kali masuk penjara Israel, dan beberapa kali lolos dari percobaan pembunuhan Israel.

Awal tahun ini, serangan Israel di Gaza utara menewaskan tiga putranya. Haniyeh menyatakan bahwa putra-putranya menjadi sasaran saat mengunjungi kerabat untuk merayakan Idul Fitri di kamp pengungsi Shati. Hingga kini, 60 orang keluarga Haniyeh meninggal dunia karena jadi korban serangan Israel.

Baca Juga: Israel Terus Gempur Palestina, Wabah Hepatitis Serang Jalur Gaza: Kondisi Semakin Memburuk

"Melalui darah para martir dan rasa sakit para korban luka, kita menciptakan harapan, kita menciptakan masa depan, kita menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan negara kita," tegas Haniyeh.

Ia jadi salah satu sosok yang keras melawan Israel. Ia menekankan bahwa para pemimpin Palestina tidak akan mundur jika keluarga dan rumah mereka menjadi sasaran. 

"Kami melihat adanya pelanggaran (HAM -red) di Gaza. Ada pembersihan etnis dan genosida. Ada pengungsian massal," kata Haniyeh beberapa saat lalu.

Israel yang membabi buta menyerang sipil Palestina adalah bukti bahwa Israel telah kalah dari Palestina di Gaza. 

Haniyeh menegaskan bahwa Hamas tidak akan menarik tuntutannya, yang mencakup gencatan senjata permanen dan pengembalian warga Palestina yang mengungsi ke rumah mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI