Breaking News: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas Terbunuh di Iran

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Rabu, 31 Juli 2024 | 11:23 WIB
Breaking News: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas Terbunuh di Iran
Pemimpin tertinggi Hamas Ismail Haniyeh. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh dan salah satu pengawalnya tewas di Iran Selasa (30/7), kata perwakilan kelompok Palestina itu dalam sebuah pernyataan hari ini.

Hamas mengatakan Ismail Haniyeh terbunuh dalam "serangan Zionis yang berbahaya di kediamannya di Teheran" pada Selasa pagi. Kelompok tersebut mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui kronologi lebih lanjut tentang serangan itu.

Haniyeh berada di ibu kota Iran untuk menghadiri pelantikan presiden Iran Masoud Pezeshkian.

“Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, pemimpin gerakan tersebut, tewas dalam serangan Zionis di markas besarnya di Teheran setelah dia berpartisipasi dalam pelantikan presiden baru (Iran),” bunyi pernyataan itu.

Baca Juga: Bella Hadid Angkat Suara Imbas Iklan Adidas Tuai Kritikan Pro-Israel

Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Hamas Ismail Haniye di Doha, Qatar pada Jumat sore. (Tim media JK)
Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla melakukan pertemuan dengan Pemimpin Tertinggi Hamas Ismail Haniye di Doha, Qatar pada Jumat sore. (Tim media JK)

Pengawal Revolusi Iran juga mengkonfirmasi kematiannya, dengan mengatakan kediaman Haniyeh di Teheran "dihantam" dan dia dibunuh bersama dengan seorang pengawalnya.

Tentara Israel tidak segera menanggapi pembunuhan Haniyeh.

Israel telah bersumpah untuk membunuh Ismail Haniyeh dan menghancurkan kelompok Hamas setelah serangan 7 Oktober yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil.

Kampanye militer balasan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.400 orang, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

Haniyeh terpilih sebagai kepala biro politik Hamas pada tahun 2017 untuk menggantikan Khaled Meshaal. Dianggap pragmatis, Haniyeh tinggal di pengasingan dan membagi waktunya antara Turki dan Qatar.

Baca Juga: Sebut Serangan di Golan Pembunuhan Mengerikan, Netanyahu Bersumpah Israel Lakukan Respon Keras

Dia telah melakukan perjalanan misi diplomatik ke Iran dan Turki selama perang, bertemu dengan presiden Turki dan Iran.

Haniyeh dikatakan menjaga hubungan baik dengan para pemimpin berbagai faksi Palestina, termasuk saingan Hamas.

Ia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987 ketika kelompok militan tersebut didirikan di tengah pecahnya intifada Palestina pertama, atau pemberontakan, melawan pendudukan Israel, yang berlangsung hingga tahun 1993.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI