Suara.com - Metode sedot lemak sudah banyak digunakan artis di Indonesia untuk menunjang penampilannya. Sebut saja seperti Awkarin, Ola Ramlan, Krisdayanti, Syahrini hingga Annisa Bahar.
Mereka menggunakan metode penghilangan lemak ini dan berhasil tampil dengan tubuh ideal. Namun kini sedot lemak kembali viral karena seorang selebgram bernama Ella Nanda Sari Hasibuan (30) meninggal dunia setelah diduga melakukan operasi sedot lemak.
Prosedur sedot lemak ini dilakukannya di salah satu klinik kecantikan di Beji, Depok, Jawa Barat pada Senin (22/7/2024) lalu.
Seperti diketahui, tindakan sedot lemak kini marak dilakukan dan tujuannya untuk kecantikan. Meskipun harganya tak murah namun cara ini menjadi pilihan untuk menghilangkan lemak tubuh secara cepat. Lalu berapa biayanya?
Baca Juga: Luna Maya Singgung Alasan Kebanyakan Artis Pilih Oplas, Ternyata Insecure Gara-Gara Komentar Netizen
Biaya sedot lemak sendiri bergantung pada beberapa hal, seperti dokter bedah yang melakukan, klinik atau rumah penyelenggara, dan metode yang digunakan.
Di Indonesia, biaya sedot lemak dimulai dari belasan juta hingga Rp. 70.000.000 untuk sekali tindakan.
Sementara di Thailand laman Placid Way, Liposuction atau sedot lemak biayanya berkisar antara Rp. 7 jutaan hingga Rp. 34,8 jutaan.
Mengutip dari hayatmed.com, sedot lemak leher di AS berkisar antara $3.000 hingga $6.000 atau sekitar Rp 46-92 juta.
Untuk melakukan tindakan sedot lemak, tentunya ada prosedur tertentu yang harus dipatuhi oleh para pasien maupun dokter bedah.
Baca Juga: Sosok Ini Diduga Pemilik WSJ Depok, Sebabkan Selebgram Meninggal Usai Sedot Lemak
Hal ini karena terdapat risiko dalam prosedur sedot lemak, diantaranya seperti :
1. Pendarahan
Risiko ini bisa terjadi selama atau setelah operasi sedot lemak. Oleh sebab itu harus dilakukan penanganan tepat guna mencegah pendarahan makin serius.
2. Risiko Anestesi
Pada metode sedot lemak biasanya dilakukan anestesi, Namun bukan tanpa risiko karena pemberian anestesi dapat menyebabkan risiko komplikasi, seperti reaksi alergi atau masalah pernapasan.
3. Penumpukan Cairan
Risiko lain adalah adanya penumpukan cairan dalam tubuh yang menjadi risiko pasca operasi sedot lemak. Jika terjadi akumulasi cairan setelah sedot lemak, segera lakukan konsultasi dengan dokter atau ahli bedah plastik yang melakukan prosedur tersebut.
4. Infeksi
Infeksi streptokokus (strep) atau stafilokokus (staph), dapat terjadi pasca operasi. Inilah pentingnya menjaga kebersihan dan memberikan antibiotic.
5. Emboli lemak Atau Terganggunya Aliran Darah
Potongan kecil lemak yang terlepas dapat menyebabkan emboli lemak, yang dapat menghalangi aliran darah dan menyebabkan komplikasi serius. Pemahaman dan pencegahan terhadap risiko ini sangat penting.
6. Luka bakar
Selain itu risiko yang mungkin timbul juga luka bakar akibat gesekan atau panas dari instrumen medis. Keterampilan pengguna alat-alat sedot lemak mutlak harus terjamin guna mencegah hal ini terjadi.
7. Pembuangan lemak tidak merata
Proses sedot lemak yang tidak merata dapat menyebabkan ketidakseimbangan struktural pada tubuh.
8. Reaksi terhadap lidokain
Risiko reaksi alergi atau efek samping lainnya perlu diidentifikasi dan ditangani dengan cepat seperti halnya risiko reaksi lidokain ini.
9. Mati rasa di Kulit
Operasi ini juga bisa menyebabkan perubahan sensasi kulit, termasuk mati rasa. Pasien perlu diberi informasi tentang kemungkinan perubahan ini sebagai bagian dari keputusan yang terinformasi.
10. Kerusakan saraf pada tubuh
Hal ini bisa timbul selama operasi dan perlu dipantau dengan cermat untuk mencegah konsekuensi jangka panjang yang serius.