Dinilai Elegan Selesaikan Konflik, PBNU Disarankan Bentuk Partai Baru buat Lupakan PKB, Berani?

Senin, 29 Juli 2024 | 11:38 WIB
Dinilai Elegan Selesaikan Konflik, PBNU Disarankan Bentuk Partai Baru buat Lupakan PKB, Berani?
Logo Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Peserta satu abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo Jawa Timur.ANTARA/Indra Setiawan
Peserta satu abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo Jawa Timur.ANTARA/Indra Setiawan

"Kalau PBNU sudah punya partai, tentu akan dapat berkompetisi sehat dengan PKB. Dua partai itu juga akan diketahui mana yang diterima Warga Nahdliyin. Sebab, selama ini lebih banyak klaim-klaim yang memang masih perlu pembuktian," katanya. 

"Karena itu, PBNU harus berani membentuk partai. Tujuannya agar ada wadah aspirasi bagi warga nahdliyin yang selama ini dinilai sudah tidak diakomodir PKB. Tinggal nanti mana yang lebih diterima warga nahdliyin. Hal itu hanya dapat dilihat pada Pileg mendatang bila dalam waktu singkat PBNU bisa membentuk partai," sambungnya. 

Tolak Eksklusif PKB ke NU

Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menolak klaim eksklusif dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terhadap Nahdlatul Ulama (NU). Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya menegaskan warga NU tidak hanya menjadi kader di PKB, melainkan juga banyak di partai lain. 

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),  Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. (Suaracom/Novian)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),  Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. (Suaracom/Novian)

Gus Yahya mengatakan menyoal klaim atas warga NU oleh PKB itu menjadi fokus paling mendasar. 

"Karena jelas ada banyak warga NU yang menjadi konstituen PKB, tapi juga banyak warga NU yang tersebar di partai-partai yang lain, maka yang kami tolak adalah klaim eksklusif PKB terhadap NU," kata Gus Yahya di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu (28/7/2024).

Gus Yahya menyampaikan banyak warga NU yang menjadi anggota di partai lain, semisal Partai Golkar, Partai Gerindra, dan lain-lain. Menurutnya, tidak bisa dipaksakan bahwa warga NU harus ikut PKB. 

"PKB tidak punya klaim eksklusif atas NU sehingga ya enggak bisa juga, misalnya PKB menyalah-nyalahkan keputusan kelembagaan yang dibuat oleh NU," katanya.

Baca Juga: Tepis Ucapan Gus Yahya, Legislator PKB Klaim Tak Berniat Serang PBNU Lewat Pansus Haji: Tak Ada Urusan Pribadi!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI