Wiji Thukul: Suara Rakyat yang Hilang di Tengah Gemuruh Kudatuli

Sabtu, 27 Juli 2024 | 12:59 WIB
Wiji Thukul: Suara Rakyat yang Hilang di Tengah Gemuruh Kudatuli
Ilustrasi Widji Thukul. [Keluargataring0i.blogspot.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menggelar peringatan Peristiwa 27 Juli 1996 (Peristiwa Kudatuli) di kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (27/7/2024) pagi.

Pada peringatan peristiwa Kudatuli yang terjadi pada 27 Juli, 28 tahun yang lalu, sosok Wiji Thukul tak pernah terlupakan dalam peristiwa penting ini.

Wiji Thukul adalah penyair revolusioner Indonesia, menjadi salah satu sosok yang paling lekat dengan peristiwa berdarah Kudatuli. Puisi-puisinya yang lantang menyuarakan aspirasi rakyat kecil dan kritik tajam terhadap rezim Orde Baru menjadikannya ikon perlawanan pada masa itu.

Sebelum peristiwa Kudatuli, Wiji Thukul telah aktif dalam berbagai gerakan sosial dan buruh. Puisi-puisinya yang penuh semangat juang dan kritik sosial berhasil menyentuh hati banyak orang, terutama kalangan pemuda dan buruh.

Baca Juga: PDIP Gelar Peringatan 28 Tahun Peristiwa Kudatuli di Halaman Kantor Partai, Ada Teriakan Mega Menang

Karya-karyanya seperti "Sajak Ibu" dan "Patah Tulang" menjadi semacam anthem bagi mereka yang merasa tertindas.

Kudatuli dan Hilangnya Suara Kritik

Potret Wiji Thukul dan istrinya, Siti Dyah Sujirah alias Sipon. (Ist)
Potret Wiji Thukul dan istrinya, Siti Dyah Sujirah alias Sipon. (Ist)

Peristiwa Kudatuli pada tahun 1996 menjadi titik balik dalam perjalanan hidup Wiji Thukul. Saat itu, ia berada di garis depan gerakan mahasiswa dan buruh yang menentang tindakan represif pemerintah.

Setelah peristiwa berdarah tersebut, banyak aktivis, termasuk Wiji Thukul, yang menjadi target operasi intelijen.

Pada tahun 1998, Wiji Thukul dinyatakan hilang. Hingga kini, nasibnya masih menjadi misteri. Banyak pihak yang menduga bahwa ia menjadi korban penculikan dan pembunuhan oleh aparat keamanan.

Baca Juga: Jadi Saksi Kasus Bansos Presiden, Anggota DPR Minta Jadwal Ulang Pemeriksaan di KPK

Hilangnya Wiji Thukul menjadi simbol hilangnya kebebasan berekspresi dan suara kritis di tengah masyarakat Indonesia.

Warisan Wiji Thukul

Meskipun telah lama menghilang, semangat juang dan karya-karya Wiji Thukul tetap hidup di hati masyarakat Indonesia. Puisi-puisinya terus dibaca dan dipelajari oleh generasi muda sebagai inspirasi untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Bahkan anak Wiji Thukul, Fajar Merah menghadiri acara peringatan 28 tahun peristiwa tersebut di kantor PDIP hari ini, Fajar Merah membawakan dua lagu yang diciptakannya sendiri, yakni berjudul Tersesat dari Gulita dan Nyanyian Kami.

Fajar mengatakan, lagu Tersesat dari Gulita terinspirasi karena banyak tragedi di Indonesia ini.

"Di mana kita menjadi buta, bahwa kita sama-sama manusia tetapi banyak konflik yang menumbuhkan kebencian. Justru yang dihilangkan adalah kebencian tersebut," katanya.

Kisah Hidup Wiji Thukul

Massa dari unsur badan dan sayap pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat menggelar aksi di depan gedung Komnas HAM di Jakarta, Jumat (27/7/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Massa dari unsur badan dan sayap pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat menggelar aksi di depan gedung Komnas HAM di Jakarta, Jumat (27/7/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Peristiwa Kudatuli menjadi bukti nyata tentang represi yang dialami oleh para aktivis dan penentang rezim Orde Baru. Bagi Wiji Thukul, peristiwa ini semakin menguatkan tekadnya untuk terus bersuara dan memperjuangkan hak-hak rakyat.

Namun, ironisnya, perjuangannya justru membuatnya harus menghilang secara misterius.

Kisah hidup Wiji Thukul mengajarkan kita tentang pentingnya kebebasan berekspresi dan keberanian untuk melawan ketidakadilan. Meskipun ia telah tiada, semangatnya akan selalu menginspirasi kita untuk terus berjuang demi terciptanya masyarakat yang lebih adil dan beradab.

Hingga kini, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab seputar hilangnya Wiji Thukul.

Siapa dalang di balik penculikannya? Di mana jasadnya? Pertanyaan-pertanyaan ini terus menghantui keluarga, teman, dan para pengagumnya.

Mengungkap kasus hilangnya Wiji Thukul adalah sebuah keharusan. Ini bukan hanya untuk memberikan keadilan bagi keluarga dan para korban lainnya, tetapi juga untuk memastikan bahwa peristiwa serupa tidak terulang kembali di masa depan.

Wiji Thukul adalah sosok yang tak tergantikan dalam sejarah perjuangan rakyat Indonesia. Kehilangannya merupakan duka yang mendalam bagi bangsa ini. Namun, semangat juangnya akan terus hidup sepanjang masa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI