Suara.com - Memperingati 28 tahun peristiwa serangan kantor DPP partai pada 27 Juli (Kudatuli), Partai PDI Perjuangan (PDIP) menggelar prosesi tabur bunga yang diwarnai isak tangis haru dari para peserta tak terkecuali elite PDIP.
Tabur bunga dilaksanakan di Kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2024).
Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto di akhir pidatonya mengajak seluruh elite PDIP hingga masyarakat yang menjadi saksi sejarah kelam itu untuk mendoakan mereka yang telah menjadi korban atas peristiwa tersebut.
"Mari kita bersama-sama mempersiapkan jiwa raga kita untuk prosesi doa. Kita akan bersama-sama berdoa untuk mereka yang telah berjuang untuk tegaknya demokrasi dan bagi kemerdekaan Republik ini," kata Hasto.
Istilah "Kudatuli" merupakan akronim dari "Kerusuhan dua puluh tujuh Juli". Istilah ini pertama kali digunakan oleh tabloid Swadesi dan kemudian populer di kalangan masyarakat.
Insiden ini melibatkan penyerangan terhadap kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang saat itu sedang mengalami konflik internal.
Latar Belakang
Konflik internal di PDI terjadi akibat perebutan kepemimpinan antara dua kubu, yaitu kubu Megawati Soekarnoputri dan kubu Soerjadi.
Kubu Megawati yang merupakan ketua umum yang sah saat itu, digulingkan dalam suatu kongres yang dianggap tidak sah oleh sebagian besar kader PDI.
Hal ini memicu ketegangan dan demonstrasi yang dilakukan oleh pendukung Megawati.