Dewan Pendidikan DIY Setuju Jurusan IPA-IPS Dihapus, Alasannya Karena....

Galih Priatmojo Suara.Com
Jum'at, 26 Juli 2024 | 18:53 WIB
Dewan Pendidikan DIY Setuju Jurusan IPA-IPS Dihapus, Alasannya Karena....
Ketua Dewan Pendidikan DIY Prof Sutrisna Wibawa setuju dengan penghapusan IPA dan IPS di jenjang SMA [@sutrisna.wibawa / Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Dewan Pendidikan DIY Prof Sutrisna Wibawa mendukung penghapusan jurusan IPA-IPS di tingkat SMA. Karena hal tersebut bakal menghapuskan diskriminasi atau menganaktirikan jurusan IPS. Sehingga tidak ada lagi jurusan yang dianggap lebih baik. 

"Ya kalau saya sih setuju. Kenapa? karena  terkesan di masa lalu diferensiasi atau atau menganaktirikan yang jurusan IPS bahwa IPA itu lebih tinggi dan lain-lain. seperti itu sudah tidak terjadi lagi, " ujar dia ketika dikonfirmasi Suarajogja.id, Jumat (25/7/2024). 

Sebenarnya, lanjut dia, di jurusan-jurusan  pergurian tinggi sudah mulai tidak membedakan ketika masuk. Di mana ketika masuk prodi di perguruan tinggi sudah tidak mempermasalahkan IPA atau IPS. Siswa jurusan IPA boleh mengambil prodi sosial demikian juga sebaliknya.

Kebijakan itu mulai berlaku dalam beberapa tahun terakhir. Dan sekarang dengan dihapuskannya IPA atau IPS itu maka semakin mengokohkan adanya generalisasi. Kondisi ini cukup bagus ketika para siswa itu ingin ke jurusan tertentu yang terkait mata pelajaran tertentu maka dipersilahkan unruk mengambil mata pelajaran yang terkait di SMA sebagai persiapan di Prodi PT.

Baca Juga: Jurusan IPA, IPS, Bahasa di SMA Dihapus, Pengamat: Tak Ada Lagi Siswa yang Merasa Superior

"Sekarang itu untuk tes itu banyak bimbingan ya, sehingga anak-anak iru sebenarnya sudah bisa menyiapkan belajar meskipun dia IPS ambil IPA atau sebaliknya. itu kalau dia mengambil prodi di PT itu bisa dipersiapkan mandjri," tambahnya.

Dengan dihapuskannya jurusan IPA dan IPS maka justru mengesahkan sehingga tidak perlu lagi ada jurusan-jurusan itu. Dan seseorang itu boleh memilih prodi apapun. tentu seseorang atau calon mahasiswa itu akan melihat potensi dirinya. 

"Ketika mengambil prodi itu kan musti melihat potensi diri itu kemana peluangnya kemudian seusai kemampuannya," ujar dia. 

Kendati demikian, mantan Rektor UNY ini menandaskan perlunya pengkondisian atau sosialisasi untuk para siswa. Dan yang jelas, kebijakan ini untuk menghilangkan perbedaan atau diskrimnasi salah satu jurusan dianggap lebih baik. 

Sebenarnya seseorang tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang kurang tetapi porsi ilmu itu sebenarnya sesuai dengan potensi masing-masing. Sehingga kalau seseorang potensinya di sosial maka ketika ambil prodi di Perguruan Tinggi harus sesuai dengan passion masing-masing. 

Baca Juga: Sempat Ditanyakan Jokowi, Air Kini Mulai Mengalir Di IKN

"Mengambil Apa yang dia kuasai jadi punya modal ya ketika mengambil prodi di universitas," tambahnya. 

Meskipun ada penghapusan namun tidak akan berdampak pada masing-masing guru.  Menurutnya tidak ada kesulitan untuk guru karena sudah terbentuk di mata pelajaran. Sehingga tidak ada perubahan signifikan untuk gurunya. 

Sementara ke siswa juga akan memberi keleluasaan meskipun ada generalisasi lagi. Siswa bakal dibebaskan untuk memilih, juga ada mata pelajaran pilihan yang bisa untuk persiapan prodi di perguruan tinggi. Karena sebenaenya Di perguruan tinggi sendiri tesnya itu general. 

"Tidak bisa dibedakan jurusan apa. jadi kalau dia mengambil mata pelajaran diminati ketika menjadi dasar memilih prodi itu kan minat saja. Ketika tes di perguruan tinggi itu kan general saja,"kata dia.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI