45 Butir-Butir Pancasila Beserta Contoh Pengamalannya

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 26 Juli 2024 | 15:17 WIB
45 Butir-Butir Pancasila Beserta Contoh Pengamalannya
Ilustrasi Pancasila - Butir-Butir Pancasila (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masih ingat dengan butir-butir Pancasila? Butir-butir Pancasila merupakan pedoman praktis bagi pengamalan Pancasila. Terdapat 45 butir-butir Pancasila yang merupakan penjabaran dari 5 sila dalam Pancasila. Dengan mengetahui butir-butir ini, maka akan semakin mudah bagi kita untuk memahami dan mengamalkan Pancasila. Berikut 45 butir-butir Pancasila beserta contoh pengamalannya, mengutip dari laman Kemendikbud.

Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa

  1. Bangsa Indonesia Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
    Contoh: Memiliki dan meyakini satu agama dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai norma agama yang berlaku.
  2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
    Contoh: Tidak mengganggu ibadah agama yang lain.
  3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
    Contoh: Menghormati sesama manusia.
  4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
    Contoh: Kita harus hidup rukun meskipun beda agama karena kita satu bangsa Indonesia
  5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
    Contoh: Setiap manusia bebas memilih agama yang sudah disahkan pemerintah.
  6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
    Contoh: Saling menghormati ketika ada pemeluk agama lain yang sedang menjalankan ibadah.
  7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
    Contoh: Kita dilarang memaksakan suatu agama kepada orang lain karena itu urusan dia dengan tuhannya, kita hanya diwajibkan mengigatkan saja.

Sila ke-2: Kemanusiaan yang adil dan beradab

  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
    Contoh: Tidak boleh sewenang-wenang/ kurang bermartabat terhadap sesama, sebab manusia mempunyai hak asasi yang sama
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
    Contoh: Kita perlu menyadari bahwa kita hidup memang berbeda beda dari suku, ras, maupun agama yang berbeda, karena perbedaan itu memang ada.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
    Contoh: Tidak boleh menyakiti sesama manusia, dan diharapkan agar hidup rukun.
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
    Contoh: Bersedia mengikuti kerja bakti dengan berbaur masyarakat yang lain.
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
    Contoh: Tidak boleh memperlakukan orang lain secara semau kita sendiri atau yang buruk.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
    Contoh: Saling menghormati dan menghargai.
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
    Contoh: Memberi bantuan kepada orang lain yang butuh pertolongan.
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
    Contoh: Sebagai manusia kita perlu menjunjung suatu kebenaran, jangan yang salah malah dibenarkan. Kita perlu hidup adil terhadap sesama manusia.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
    Contoh: Sebagai bangsa Indonesia, ketika saudara kita yang berada jauh mendapat musibah, kita perlu membantunya karena mereka masih satu bangsa dengan kita.
  10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
    Contoh: Manusia merupakan mahkluk sosial. Jadi manusia tidak dapat hidup sendiri, perlu adanya saling membantu satu sama lain

Sila ke-3: Persatuan Indonesia

Baca Juga: Profil Pelajar Pancasila: Enam Ciri dan Lagunya

  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
    Contoh: Bila di negara kita ada suatu masalah, bukan berarti kita malah pindah negara. Kita perlu berbuat sesuatu yang bisa kita lakukan agar masalah tersebut terselesaikan.
  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
    Contoh: Kita perlu ikut berpatisipasi berjuang apabila negara Indonesia terancam keamanannya.
  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
    Contoh: Menghargai produk-produk dalam negeri, dan jangan selalu produk menggunakan buatan dari luar, karena kita perlu ikut mensejahterakan perekonomian nasional.
  4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
    Contoh: Menjaga sumber daya dan kelestarian bumi yang ada di Indonesia.
  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
    Contoh: Bila kita belum menjaga ketertiban dunia, kita bisa mulai dari yang terkecil seperti mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan di lingkungan kita.
  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Eka.
    Contoh: Tidak diperkenankan membeda-bedakan antara suku, ras dan agama satu dengan lainnya.
  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
    Contoh: Menjunjung tinggi nilai persatuan bangsa tanpa memandang suku, agama, dan ras.

Sila ke-4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran / perwakilan

  1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
    Contoh: Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban sama memperoleh pendidikan
  2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
    Contoh: Tidak boleh kita terlalu memaksa kehendak sendiri terhadap orang lain, apalagi melakukan penyuapan.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
    Contoh: Ketika ada perbedaan kita perlu mengutamakan aspek bermusyawarah, tidak boleh mau menang sendiri.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
    Contoh: Dalam bermusyawarah perlu tercapainya hasil yang telah disepakati bersama dengan mendukung aspek kekeluargaan.
  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
    Contoh: Kita perlu patuh, menerima dan hormat terhadap suatu keputusan yang sudah disepakati dan dimufakati.
  6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
    Contoh: Dalam menerima suatu keputusan, kita perlu ikhlas dalam menjalaninya.
  7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
    Contoh: Di dalam bermusyawarah perlu mengutamakan kepetingan bersama daripada kepentingan pribadi
  8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
    Contoh: Bermusyawarah kita perlu dalam keadaan dingin dan tidak emosi.
  9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
    Contoh: Dalam pengesahan keputusan sehendaknya keputusan tersebut sesuai dengan norma pada Tuhan YME serta tetap mempertahankan martabat.
  10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
    Contoh: Mempercayai penuh dan menyerahkan terhadap wakil-wakil terpilih untuk menjalankan tugasnya.

Sila ke-5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

  1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
    Contoh: Wajib hukumnya saling menghormati terhadap sesama manusia untuk tercapainya sikap kekeluargaan
  2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
    Contoh: Dalam berkehidupan, perlu hidup adil terhadap manusia, termasuk dalam hal memberi hukuman terhadap pelaku kejahatan seperti koruptor.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
    Contoh: Dalam hidup, antara hak dan kewajiban haruslah seimbang. Misal, kita berhak memperoleh kenyamanan berkendara, tapi wajib hukumnya menaati peraturan lalu lintas yang berlaku.
  4. Menghormati hak orang lain.
    Contoh: Saling menghormati, baik, dan rukun terhadap sesama manusia
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
    Contoh: Pengusaha yang memiliki kemampuan finansial lebih bisa memberi bantuan modal usaha kepada orang-orang di sekitarnya dengan bunga 0%..
  6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
    Contoh: Bersifat sewajarnya terhadap sesama, misal jangan sampai memberatkan orang lain apalagi sampai jatuhnya pemerasan.
  7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
    Contoh: Bersikap hemat, lebih baik sisihkan uang untuk orang yang lebih membutuhkan.
  8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
    Contoh: Jangan sampai dalam hidup kita membuat susah tetangga kanan dan kiri, misal membangun pabrik industri tapi limbah dibuang sembarangan yang merugikan masyarakat di sekitar kita.
  9. Suka bekerja keras.
    Contoh: Hidup jangan banyak mengeluh, kita perlu kerja keras dan cerdas untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
    Contoh: Dalam hidup jangan mengklaim hak yang memang sudah dipantenkan pemiliknya. Apabila memang mau digunakan untuk kepentingan kita, ada baiknya disertakan sumber dan pengarangnya
  11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
    Contoh: Melakukan kegiatan yang membangun, seperti bela negara, kerja bakti, gotong royong, dan lain sebagainya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI