Suara.com - Perumda Pasar Jaya terus berkomitmen memberikan kenyamanan kepada masyarakat dan mendukung aktivitas ekonomi lokal melalui revitalisasi pasar tradisional di Jakarta. Upaya ini bertujuan menjadikan Jakarta sebagai kota pusat ekonomi berskala global.
Saat meresmikan revitalisasi Pasar Jatirawasari, Jakarta Pusat, pada Februari 2024 lalu, Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan, revitalisasi pasar penting untuk membuka peluang baru bagi para pedagang dan pelaku usaha lokal. Ia mengimbau seluruh pihak, termasuk pengurus, pedagang, dan pengunjung pasar, untuk menjaga kebersihan, kerapian, serta kenyamanan pasar yang telah direvitalisasi.
"Kepada seluruh pengguna pasar, kami mengimbau untuk terus menjaga lingkungan agar tetap asri dan enak dipandang. Karena itu bisa menghadirkan suasana yang kondusif saat berlangsung aktivitas perekonomian," kata Heru.
Tahun ini, Perumda Pasar Jaya telah merevitalisasi beberapa pasar, termasuk Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Jatirawasari, dan Pasar Cilincing. Direktur Utama PD Pasar Jaya, Agus Himawan, menambahkan, revitalisasi juga akan dilakukan di Pasar Kalideres, Pasar Sumur Batu, dan Pasar Heksagon. Selain itu, sebanyak 36 pasar akan dirapikan dengan pengecatan bangunan luar.
"Upaya revitalisasi ini bukan sekadar perbaikan fisik, namun juga bagian dari komitmen kami untuk menciptakan lingkungan pasar yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal serta memenuhi standar kota global," ujar Agus kepada Suara.com, Kamis (25/7/2024).
Revitalisasi ini tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pengunjung, tetapi meningkatkan pula kualitas berdagang para pedagang dengan sarana prasarana yang lebih memadai. Agus memastikan, revitalisasi tidak akan menyebabkan kenaikan harga sewa lapak bagi pedagang.
Digitalisasi Pasar
Selain infrastruktur fisik, Perumda Pasar Jaya pun mendorong digitalisasi pasar. Sistem pembayaran digital telah diterapkan di beberapa pasar, seperti Pasar Jatinegara dan Pasar Glodok. Perumda Pasar Jaya bekerja sama dengan bank lokal dan pihak ketiga untuk melatih pedagang serta pengunjung pasar dalam menggunakan transaksi digital. "Kami yakin bahwa digitalisasi pasar tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga meningkatkan efisiensi pengelolaan pasar secara keseluruhan," ucap Agus.
Ia juga menandaskan, pengelolaan pasar tradisional penting untuk mendukung program ketahanan pangan dan pengendalian inflasi di Jakarta. Melalui unit retail, seperti Jakgrosir dan penyelenggaraan bazar sembako murah, Pasar Jaya berupaya menjaga stabilitas pasokan serta harga pangan di Jakarta.
Baca Juga: 5 Tempat Makan yang Wajib Dikunjungi Saat Ke Jakarta, Lezat dan Murah!
Di sisi lain, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Suhud Alynudin, menyoroti revitalisasi pasar tradisional yang penting untuk menghindari penurunan pengunjung. Ia juga mengusulkan kerja sama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan pasar. “Revitalisasi pasar ini bisa menjadi prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2025 dan bisa bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengelolaannya, agar kenyamanan di pasar tradisional dapat terjaga dengan baik,” tuturnya.