Suara.com - Taktik Ketua RW bernama Hasanuddin yang menggelar sayembara di lingkungan warga Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat dianggap ampuh menekan angka kejahatan. Sejak sayembara dengan iming-imingi hadiah uang Rp1 juta untuk menangkap pelaku kejahatan, kondisi pemukiman warga di Tambora disebut kini aman dari maling.
Kondisi aman itu pun diungkapkan oleh Nok Ani, warga RT 11, RW 01, Jembatan Besi, Tambora.
Ani mengatakan, sebelum adanya sayembara itu, ada saja pencurian yang terjadi di wilayahnya.
Tak hanya pencurian sepeda motor, aksi pencurian rumah kosong, hingga maling kotak amal di masjid atau musala juga sering terjadi. Jika dihitung, dalam sepekan kemalingan yang ada di perkampungannya ada sekitar 5-6 peristiwa.
Baca Juga: Tekan Angka Pencurian, Ketua RW di Tambora Bikin Sayembara Tangkap Maling Berhadiah Jutaan Rupiah
“Sebulan kurang lebih ada 6 (kasus). Ada aja dulu, bukan cuma (maling) motor. Biasa masuk ke rumah,” kata Ani, kepada Suara.com, di Tambora, Jakarta Barat.
Biasanya, lanjut Ani, peristiwa kemalingan paling sering terjadi pada subuh, saat sebagian warga masih tidur.
“Subuh, (maling) motor juga subuh sekitar jam 4 subuh. Yang naik ke rumah, ke atas itu subuh. (Terus maling) Hp (ponsel), apa aja yang kira-kira berharga,” ucapnya.
Ani mengaku, setelah sayembara itu dilakukan, angka pencurian di perkampugannya merosot.
“Dulu enggak aman, sekarang (ada sayembara tangkap maling) Alhamdulillah aman. Di sini juga enggak kedengeran maling,” jelasnya.
Baca Juga: Ditangkap Polisi, Jefri Bisnis Jual-Beli Rekening Judi Online di Tambora
Tujuan Sayembara Tangkap Penjahat
Ketua RW 01, Hasanuddin (55) sebelumnya menjelaskan soal sayembara dengan iming-iming hadiah uang tunai dari kantong pribadinya bagi masyarakat yang mampu menangkap penjahat.
Sayembara pun ditempel di tembok-tembok sekitar pemukiman warga.
Adapun bagi masyarakat yang mampu meringkus meling motor atau mobil mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai Rp1 juta jika peristiwa itu terjadi pada malam hari. Sementara jika kejadian itu terjadi pada siang hari bakal mendapatkan hadiah senilai Rp500 ribu.
Kemudian, masyarakat yang bisa meringkus jambret pada malam hari bakal mendapatkan hadiah senilai Rp500 ribu, sementara pada siang hari bakal mendapat upah senilai Rp250 ribu. Hadiah itu juga berlaku untuk tindak kejahatan pencurian kotak amal di tempat ibadah.
Pria yang akrab disapa Nurdin ini mengaku, rela mengeluakan uang pribadi dalam sayambara ini lantaran, agar tidak lagi saling lempar tanggung jawab dalam menjaga keamanan.
“Berawal dari koordinasi pengembangan program yang ada di lingkungan, kenapa sih saya ngobrol sama (Ketua) RT, tokoh agama, tokoh masyarakat, RW nih kalo hilang motor nyalahin RT, kamtib (keamanan dan ketertiban), hansip,” kata Nurdin, kepada Suara.com, Jumat.
“Nyalain staf RW gak aktif segala macam. Di mata masyarakat, pengurus di wilayah ini bener aja salah apalagi salah pasti parah. Supaya bahwasanya yang disalahkan bukan RT, pemuka masyarakat, atau kamtib. Kami ajak masyarakat partisipasi menjaga dan jadi tanggung jawab bersama nih,” tambahnya.
Sebelum adanya sayembara ini, dalam sebulan di wilayahnya ada 4 motor warga raib digondol maling. Namun setelah kebijakan ini dilakukan sejak tahun 2021 silam angkat pencurian langsung merosot drastis.
“Terakhir 2022 saya bayar warga. 2023 aman,” jelasnya.
Dia pun membeberkan syarat pemenang sayembara jika bisa menangkap pelaku kejahatan. Di antaranya, warga mesti barang bukti, korban serta saksi ketika bisa berhasil menangkap penjahat di lingkungannya.
“4 kriteria itu harus dihadirkan, baru Rp1 juta tanpa negosiasi saya siap bayar. 1 syarat pelaku itu jangan sampai bonyok. Jangan main hakim sendiri, kalau nampol-nampol dikit wajar lah, ya melampiaskan emosi,” ujarnya.