Krisis Air di Pulau Surga: Turis vs Penduduk, Siapa yang Menang?

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Jum'at, 26 Juli 2024 | 12:51 WIB
Krisis Air di Pulau Surga: Turis vs Penduduk, Siapa yang Menang?
Masjid di Pulau Kreta, Yunani. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pulau Kreta di Yunani barubaru ini tengah menghadapi kekeringan parah akibat berkurangnya pasokan air di pulau Aegean bagian selatan.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Kreta (UOC) menggambarkan kondisi saat ini sebagai kondisi “ekstrim” setelah temuan “sangat mengecewakan” dalam data hidrologi.

Mereka mengatakan kekurangan air sebagian besar disebabkan oleh curah hujan dan salju yang sangat rendah, serta suhu yang sangat panas selama dua tahun.

Para ilmuwan mendesak pemerintah daerah untuk menerapkan rencana pengelolaan sumber daya air yang komprehensif untuk memerangi krisis yang semakin meningkat.

Baca Juga: Kerusakan Lingkungan di Depan Mata, Pakar: Solusi Atasi Krisis Air di IKN Sebenarnya Sederhana

Pulau Kreta di Yunani. (Shutterstock)
Pulau Kreta di Yunani. (Shutterstock)

Mereka berkata: “Alam mungkin masih memiliki mekanisme adaptasi tertentu, namun seiring berjalannya musim panas dan kebutuhan meningkat seiring dengan puncak musim pariwisata pada bulan Agustus, masalah akan bertambah di banyak bagian pulau.”

Para ilmuwan juga memperingatkan bahwa kekurangan ini akan menciptakan konflik yang tak terhindarkan antara penduduk, petani, dan industri pariwisata dalam waktu dekat.

Sebagai langkah pertama untuk mengatasi masalah ini, mereka menyerukan serangkaian langkah untuk mengurangi limbah, seperti pembatasan penggunaan di kota-kota dan kampanye peningkatan kesadaran di fasilitas wisata, serta melakukan perbaikan dan peningkatan yang sangat dibutuhkan terhadap limbah. jaringan air.

Dalam jangka panjang, sektor primer perlu beradaptasi dengan prinsip-prinsip agroekologi, sementara lembaga pengelolaan air pusat yang bertanggung jawab mengatur pasokan, jaringan, dan kebijakan harga sangatlah penting, tambah mereka.

Industri pariwisata merupakan konsumen utama pasokan air. Lebih dari empat juta wisatawan mengunjungi pulau ini setiap tahun, yang berpenduduk hanya 670.000 orang.

Baca Juga: Sudah Terjadi Sejak 1970-an, Pakar Sebut Bukan karena Pembangun IKN yang Memperparah Krisis Air

Meskipun seluruh wilayah Yunani menghadapi kekurangan air, pulau-pulau Yunani adalah yang paling rentan. Kekhawatiran akan air memicu perdebatan sengit mengenai overtourism seiring meningkatnya jumlah pengunjung dan pesatnya pembangunan.

Nikitas Mylopoulos, seorang profesor di Universitas Thessaly, mengatakan kepada CNN bahwa industri ini “tidak berkelanjutan dan tidak direncanakan”, sehingga menyebabkan permintaan air yang sangat besar.

Perubahan iklim memperburuk masalah ini, karena suhu terus meningkat dan curah hujan menurun.

Musim dingin lalu merupakan musim terpanas di negara itu sejak pencatatan dimulai pada tahun 1960. Hampir setiap bulan pada tahun ini curah hujan lebih rendah dari biasanya, dan Laut Mediterania berada pada suhu yang mencapai rekor tertinggi.

Pantai Navagio di Yunani. (Pixabay)
Pantai Navagio di Yunani. (Pixabay)

Sejak bulan Oktober, curah hujan di beberapa pulau telah 40 persen lebih rendah dari biasanya, kata Kostas Lagouvardos, direktur penelitian di Observatorium Nasional Athena. “Jadi, itu masalah besar,” katanya kepada CNN.

Ketika persediaan air menjadi semakin langka, pulau-pulau tersebut menggunakan cara-cara yang lebih cerdik untuk mencoba menjembatani batasan permintaan dan pasokan.

Unit desalinasi sedang dibangun untuk memurnikan air laut agar dapat diminum oleh manusia. Pembuatannya seringkali sangat mahal dan memerlukan banyak energi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI