Daftar 3 Rektor Kampus Ternama Tolak Tulis Gelar Profesor di Dokumen kecuali Urusan Akademik!

Riki Chandra Suara.Com
Kamis, 25 Juli 2024 | 19:58 WIB
Daftar 3 Rektor Kampus Ternama Tolak Tulis Gelar Profesor di Dokumen kecuali Urusan Akademik!
Ilustrasi toga. [Dok.Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah Rektor di Perguruan Tinggi ternama di Indonesia mengimbau agar dosen di kampusnya tidak mencantumkan gelar, kecuali untuk urusan akademik. Mereka menilai gelar profesor atau guru besar hanyalah jabatan fungsional yang tidak seharusnya membuat jarak sosial sesama insan akademik dan masyarakat.

Menurut para rektor, gelar tersebut tidak perlu dicantumkan dalam surat, dokumen atau produk hukum yang harus membubuhkan tanda tangan para dosen tersebut.

Melansir dari berbagai sumber, setidaknya ada tiga kampus di Indonesia yang dihimbau untuk tidak pakai gelar untuk dokumen.

1. Universitas Islam Indonesia (UII)

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid menegaskan kepada para pejabat struktural di lingkungan UII untuk menuliskan nama tanpa gelar. Menurutnya, kampus harus menjadi salah satu tempat paling demokratis.

"Jabatan profesor memang sebuah capaian akademik, tetapi yang melekat di sana lebih banyak tanggung jawab publik," katanya.

Dia mengatakan, profesor di Indonesia semakin banyak, namun sulit untuk mencari yang benar-benar konsisten melantangkan kebenaran ketika terjadinya penyelewengan.

2. Universitas Airlangga (Unair)

Rektor Unair, M. Nasih, juga mengimbau agar para dosen di kampusnya tidak mencantumkan gelar pada namanya di beberapa surat dokumen. Menurutnya, gelar tak perlu ditulis jika bukan untuk tugas akademis.

“Kalau di Unair, kami meminta gelar itu tidak perlu ditulis kalau sifatnya administratif, karena bukan tugas akademis, kecuali kalau wisuda, menjadi penguji, dan tugas akademis lainnya,” katanya.

Nasih juga menyarankan penilaian guru besar harus lebih kuat dan disaring lagi untuk menjaga posisi guru besar tetap sakral dan mulia. “Jangan sampai orang yang belum waktunya dapat gelar itu, malah dapat sebelum waktunya,” katanya.

3. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ)

Rektor UPNVJ, Anter Venus, pun mengaku sudah lama menerapkan hal itu di kampusnya. Dia tidak mencantumkan gelar pada nama, dalam surat, dokumen, termasuk saat bersurat dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Menurut Venus, di Indonesia ini, pengakuan publik seolah lebih penting dibanding substansi masalah yang dibicarakan. Padahal, di luar negeri jabatan atau gelar adalah hal yang biasa.

Ia menyayangkan orang-orang yang sudah mendapatkan jabatan guru besar tapi kualitas keilmuannya tidak ada. "Gelar akademik ini kan kaitannya dengan kemampuan orang untuk memahami dan mengembangkan dunia keilmuan, serta melihat berbagai potret masalah di sekitar mereka," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI