Sempat Dikeluhkan Jokowi, Ketua Apoteker Indonesia Tegaskan Tak Semua Jenis Obat Harganya Mahal

Kamis, 25 Juli 2024 | 17:25 WIB
Sempat Dikeluhkan Jokowi, Ketua Apoteker Indonesia Tegaskan Tak Semua Jenis Obat Harganya Mahal
Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Noffendri. (Suara.com/Lilis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga obat yang mahal sempat jadi keluhan publik sampai-sampai mendapat sorotan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mahalnya harga tersebut nyatanya tidak terjadi secara merata untuk seluruh obat.

Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Noffendri, menjelaskan bahwa obat yang dibandrol harga mahal itu biasanya jenis originator. Yakni, jenis obat impor dan tidak ada sama sekali pembuatan merek lokal di dalam negeri.

"Obat originator itu hanya 10 persen pemakaiannya di sini, makanya harganya mahal," jelas Noffendri saat konferensi pers di kantor IAI, Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Dia menambahkan, mayoritas obat yang digunakan di layanan kesehatan serta beredar bebas di masyarakat ialah jenis generik bermerek dan generik biasa yang harganya jauh lebih murah.

Baca Juga: Shin Tae-yong Dikasih 'Hadiah' Jokowi, Janji Lakukan Hal Terbesar Ini untuk Timnas Indonesia

Noffendri menjelaskan, telah banyak obat generik yang kandungan dan khasiatnya sama seperti jenis originator dengan harga yang jauh lebih murah.

"Kalau obat originator masa lisensinya (di suatu negara) sudah habis, bisa diproduksi lokal jadi generik bermerek. Itu harganya bisa turun sampai 30-50 persen," terangnya.

Namun demikian, diakui Noffendri bahwa tidak mudah membuat obat originator karena butuh biaya yang sangat besar. Pembuatan obat originator itu dilakukan dengan proses penelitian dari awal serta uji coba berkali-kali kepada hewan.

Kemudian setelah dipastikan aman, baru bisa diuji coba ke manusia. Noffendri menyebut kalau biaya pembuatan satu jenis obat originator bisa habiskan dana sampai triliunan rupiah.

"Bikin originator gak gampang, biayanya triliunan. Menyangkut penguasaan teknologi dan bahan baku. Jadi kita gak perlu kejar originator, tapi kita bisa bikin copy-annya yang perlu dijaga ketersediaan," ujarnya.

Baca Juga: Fasilitas Jadi Penentu, Jokowi Tak Ingin Paksakan Pindah Kantor ke IKN

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI