Pasien Muda Kena Penyakit Jantung dan Stroke Meningkat, Dokter Minta Edukasi Pencegahan Diperkuat

Rabu, 24 Juli 2024 | 19:30 WIB
Pasien Muda Kena Penyakit Jantung dan Stroke Meningkat, Dokter Minta Edukasi Pencegahan Diperkuat
dokter spesialis penyakit dalam dr. Sally Aman Nasution, Sp.PD. (Suara.com/Lilis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) dr. Sally Aman Nasution, Sp.PD(K)., mendorong pemerintah agar lebih galak lakukan edukasi mengenai pencegahan penyakit tidak menular.

Sally mengatakan kalau pasien penyakit degeneratif, seperti gangguan fungsi jantung, diabetes, serta stroke, makin banyak ditemui pada usia muda.

"Angka hipertensi, diabetes, sekarang itu bukan usia 50 ke atas, tapi usia 20-an akhir, 30 udah banyak. Ini semua nanti bakat-bakatnya jadi penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal di kemudian hari," kata dokter Sally ditemui di kantor PAPDI, Jakarta, Rabu (24/6/2024).

Meningkatkan edukasi pencegahan penyakit tidak menular itu dinilai penting jugabuntuk mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045 dengan kualitas kesehatan yang baik.

Baca Juga: Mengenal Daun Insulin, Tanaman Ajaib Pembasmi Diabetes?

"Kalau kita mau Indonesia Emas nanti 2045, ini harus dari awalnya, jadi yang preventif, semua yang bisa dicegah, ya dicegah," ujarnya.

Dokter Sally menyampaikan bahwa kebanyakan penyakit degeneratif tersebut disebabkan karena gaya hidup tidak sehat yang sebagian besar berasal dari makanan.

Di tempat praktiknya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dokter Sally mengungkapkan kalau dirinya telah menangani pasien penyakit jantung termuda dengan usia 28 tahun.

"Dia perokok berat, perokok dari SD. Jadi memang tidak hanya satu faktor, memang multifaktor. Tapi ini semua kebiasaan. Pola makan, kemudian merokok, dan jarang olahraga," ujarnya.

Data dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) 2022, jumlah pengidap penyakit jantung pada kelompok usia produktif, antara 15-59 tahun, angkanya mencapai 24.199 orang.

Baca Juga: Dokter Beberkan Penyebab Anak Diabetes, Sering Makan Manis-manisan?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI