Suara.com - Serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan 55 warga Palestina dalam serangan terbaru. Menurut Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut, jumlah korban jiwa sejak 7 Oktober lalu mencapai 39.145 orang.
Pernyataan kementerian juga menyebutkan bahwa sekitar 90.257 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
"Pasukan Israel membunuh 55 orang dan melukai 110 lainnya dalam tiga 'pembantaian' terhadap keluarga-keluarga dalam 24 jam terakhir," kata kementerian itu.
"Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena tim penyelamat tidak dapat mencapai mereka," tambahnya.
Baca Juga: Virus West Nile Itu Apa? Serang Warga Israel, Gejalanya Tidak Buang Air Kecil Lebih dari 10 Jam
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah ofensif brutalnya di Gaza sejak serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari sembilan bulan memasuki perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade yang melumpuhkan akses terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah, selatan Gaza. Di wilayah tersebut, lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota tersebut diinvasi pada 6 Mei.
Serangan yang terus berlanjut ini meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel untuk mengakhiri kekerasan dan mencari solusi damai guna mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza.
Namun, situasi di lapangan masih jauh dari kata damai, dengan banyak pihak yang menyerukan intervensi segera untuk menghentikan penderitaan warga sipil.
Baca Juga: Rumah Sakit Militer Malaysia Siap Rawat Warga Palestina, Tunggu Lampu Hijau Mesir