Awas! Keterlambatan Bicara pada Balita Terus Meningkat, Gadget Jadi Biang Kerok

Rabu, 24 Juli 2024 | 13:27 WIB
Awas! Keterlambatan Bicara pada Balita Terus Meningkat, Gadget Jadi Biang Kerok
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso. (Suara.com/Lilis Varwati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak-anak yang sering dibiarkan bermain gadget sendiri sejak kecil berisiko alami keterlambatan bicara atau speech delay.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), mengungkapkan bahwa kasus speech delay pada anak balita makin meningkat.

Data IDAI sejak 2013 mencatat bahwa jumlah anak prasekolah yang mengalami speech delay diperkiyakan sekitar 5-8 persen. Jumlah tersebut diperkirakan makin bertambah, terutama usai Pandemi Covid-19.

"Makin menjamurnya anak-anak yang terpapar dengan gadget di usia yang lebih dini," kata dokter Piprim ditemui di kantor IDAI, Jakarta, Selasa (23/6/2024).

Baca Juga: Cukupkah Rp7.500 untuk Makan Bergizi Anak? IDAI Soroti Program Prabowo

Menurutnya, anak yang alami speech delay itu sudah dipaparkan gadget oleh orangtuanya bahkan sejak sebelum usia 2 tahun. Hingga akhirnya anak mengalami kecanduan ponsel.

"Sekarang kita bisa lihat gadget addict itu ya, adiksi gadget itu bahkan pada anak-anak yang harusnya belum terpapar gadget sama sekali. Karena di bawah 2 tahun itu banyak yang bicaranya jadi terlambat gara-gara adiksi gadget," tuturnya.

Speech delay tersebut terjadi lantaran anak hanya disibukan dengan bermain ponsel tanpa ada interaksi dua arah.

Dokter Piprim mengingatkan kalau kondisi tersebut membahayakan juga, karena anak-anak belum bisa membedakan antara virtual dengan kenyataan.

Baca Juga: Gratis! Ortu Harus Bawa Anak Suntik Polio di Puskesmas, Dokter Piprim: Kalau Lumpuh Tak Bisa Dinilai dengan Rupiah

"Ini kenapa dibiarkan aja? Karena kan kalau anaknya anteng, orang tuanya bisa senang. Orangtuanya ternyata sibuk main gadget juga. Jadi bapak ibu main gadget, anak dikasih gadget supaya nggak nganggu bapak, ibunya. Ini saya kira fenomena yang tidak sehat," katanya.

Dia meminta agar orang tua membatasi waktu anak ketika bermain gadget.

Selama di dalam rumah, orang tua juga harus memiliki aturan bagi dirinya dalam penggunaan gadget secara terbatas. Serta menyempatkan waktu untuk berinteraksi dua arah bersama anak.

"Saya kira kembali ke keutuhan keluarga. Bagaimana di keluarga itu ada free gadget. Jadi benar-benar kalau jalan-jalan, yaudah jalan-jalan bareng, makan bareng, gadget-nya disimpan semuanya dulu," saran dokter Piprim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI