Hukuman Mati! 6 Mantan Mahasiswa UPNM Akan Dieksekusi Atas Pembunuhan Keji Zulfarhan Osman

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Rabu, 24 Juli 2024 | 12:44 WIB
Hukuman Mati! 6 Mantan Mahasiswa UPNM Akan Dieksekusi Atas Pembunuhan Keji Zulfarhan Osman
Ilustrasi penganiayaan (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengadilan Banding menjatuhkan hukuman mati kepada enam mantan mahasiswa Universitas Pertahanan Nasional (UPNM) atas pembunuhan taruna Angkatan Laut Zulfarhan Osman Zulkarnain yang terjadi tujuh tahun lalu di Malaysia.

Majelis hakim yang beranggotakan tiga orang, terdiri dari Datuk Hadhariah Syed Ismail, Mohamed Zaini Mazlan, dan Datuk Azmi Ariffin, dengan suara bulat memutuskan untuk mengizinkan banding jaksa penuntut untuk menerapkan kembali dakwaan berdasarkan Bagian 302 KUHP, mengesampingkan hukuman penjara 18 tahun sebelumnya, lapor New Straits Times.

Ilustrasi Penganiayaan [Antara]
Ilustrasi Penganiayaan [Antara]

Pada tahun 2017, lima dari enam narapidana awalnya didakwa berdasarkan Pasal 302 KUHP atas pembunuhan, sementara satu orang lainnya didakwa berdasarkan Pasal 109 undang-undang yang sama karena bersekongkol dalam pembunuhan tersebut.

Namun, pada tahun 2021, Pengadilan Tinggi mengubah dakwaan menjadi Pasal 304(a) KUHP atas kesalahan pembunuhan yang tidak termasuk pembunuhan dan menjatuhkan hukuman 18 tahun penjara kepada mereka.

Baca Juga: Awas Timnas Indonesia Bisa Ketiban Sial saat Malaysia Menggila di Piala AFF U-19 2024

Dalam persidangan hari ini, 23 Juli, Hadhariah menyatakan dia setuju dengan penuntutan, dan menyatakan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh enam orang tersebut "tidak hanya mengejutkan hati nurani peradilan tetapi juga hati nurani kolektif masyarakat", lapor The Star.

“Kasus ini merupakan kasus paling langka yang melibatkan kejahatan keji. Kekejaman seperti ini harus dihentikan,” tambahnya.

Hadhariah menghabiskan waktu tiga jam membaca putusan setebal 93 halaman tersebut, sebelum menjatuhkan hukuman mati kepada Muhammad Akmal Zuhairi Azmal, Muhammad Azamuddin Mad Sofi, Muhammad Najib Mohd Razi, Muhammad Afif Najmudin Azahat, Mohamad Shobirin Sabri, dan Abdoul Hakeem Mohd Ali.

Keenam narapidana tersebut kini berusia 28 tahun.

Orang tua Zulfarhan, Zulkarnain Idros dan Hawa Osman, terlihat berdoa dan menangis di luar ruang sidang usai putusan dibacakan.

Baca Juga: Petar Segrt, Mantan Pelatih Tajikistan Berminat Latih Timnas Malaysia

Dua bulan lalu, jaksa menuntut hukuman mati bagi enam terpidana untuk membuat masyarakat jera dan menyoroti penolakan terhadap penindasan dan pelecehan.

Wakil Jaksa Penuntut Umum K Mangai berargumen bahwa Zulfarhan mengalami 90 luka bakar yang menutupi 80% tubuhnya, dan menggambarkan penyiksaan yang dilakukan para terpidana sebagai tindakan ekstrem, lapor FMT.

Dia juga mengatakan kepada pengadilan bahwa luka bakar yang menyengat adalah penyebab kematiannya.

Zulfarhan meninggal pada 1 Juni 2017 setelah diikat, dipukuli, dan dibakar dengan setrika uap selama berhari-hari.

Para narapidana menyiksanya dengan dalih bahwa dia telah mencuri salah satu laptop mereka. Namun dugaan laptop hasil curian tidak pernah ditemukan di tangan Zulfarhan.

Kematian Zulfarhan menarik perhatian nasional setelah terungkap banyak teman-temannya yang terlibat dalam perundungan dan pelecehan terhadapnya.

Selain enam terpidana mati karena pembunuhan, 12 mantan mahasiswa UPNM juga divonis tiga tahun penjara karena sengaja melukai Zulfarhan untuk memaksa pengakuan bahwa ia telah mencuri laptop tersebut, lapor The Star.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI