Pro Kontra Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Dihapus, Mantan Guru Angkat Bicara

Eko Faizin Suara.Com
Rabu, 24 Juli 2024 | 09:14 WIB
Pro Kontra Jurusan IPA, IPS dan Bahasa Dihapus, Mantan Guru Angkat Bicara
Ilustrasi Siswa SMA. [Dok. IMCD Group]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penerapan Kurikulum Merdeka dengan menghapus jurusan IPA, IPS dan Bahasa yang dilakukan oleh Kemendikbudristek mendapatkan berbagai komentar dari berbagai pihak.

Seorang mantan guru di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Komaryatin mengatakan belum mengetahui secara pasti arah dari penghapusan jurusan tersebut.

Namun, menurut wanita yang kerap disapa Buk Kom ini, penjurusan sejak zaman SMA itu sudah ada sejak zaman ia sekolah dahulu.

"Penjurusan sewaktu SMA itu sebenarnya juga bagian dari menjaring kemampuan siswa dan siswi sejak dari SMA," ungkapnya kepada Suara.com, Selasa (23/7/2024).

Baca Juga: Jurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA Dihapus, Begini Tanggapan Orangtua Siswa

Disampaikan Buk Kom, penghapusan jurusan IPA dan IPS juga bisa menghilangkan stigma terhadap siswa dan siswi yang berada di kelas IPS lebih cenderung tertinggal dibanding anak-anak di kelas IPA.

"Dulu muncul stereotip bahwa anak-anak IPS itu lebih cenderung tertinggal dibanding anak IPA, baik dalam aspek pembelajaran maupun tingkah laku di sekolah," katanya.

Sehingga, persoalan penghapusan pembagian jurusan tersebut tidak menjadi perhatian khusus baginya sebagai seorang yang pernah malang melintang sebagai seorang guru.

Namun, dia belum mengetahui secara spesifik kesiapan pihak sekolah dan para pengajar secara khusus.

"Takutnya karena terbiasa dengan pembagian jurusan tiba-tiba kebijakan ini muncul sekolah menjadi gagap," urai Buk Kom.

Baca Juga: Pro Kontra Jurusan IPA-IPS Dihapus, Alasan Kemendikbud Jadi Sorotan, Apa Program Penggantinya?

Menurut Buk Kom,  kualitas sumber daya pengajar menjadi skala piroritas yang tinggi dalam sekolah agar dapat menjadikan peserta didik menjadi terarah.

"Pada prinsipnya, kualitas guru itu penting sebagai seorang pendidik. Sebab, selain ditiru dan digugu, guru salah satu sumber tegaknya tiang moralitas bangsa ini," tutupnya.

Hal serupa dikatakan salah seorang guru yang tak mau disebut namanya mengaku tak begitu mempersoalkan adanya penghapusan pembagian jurusan atas IPA, IPS dan Bahasa.

Namun, kata dia, kesiapan sekolah dengan kebijakan yang mendadak ini harus menjadi perhatian khusus.

"Sebenarnya pembagian jurusan dihapus tidak menjadi persoalan. Namun, belum tepat jika diterapkan sekarang," sebutnya kepada Suara.com.

Menurutnya, pembagian jurusan itu membantu minat dan bakat anak-anak peserta didik dalam menggali kualitas dirinya.

"Ada anak yang memang tak hobi dengan mata pelajaran hapalan, sehingga dia memilih mengambil pembagian jurusan yang seperti di kelas IPA. Pun begitu dengan sebaliknya," jelas dia.

Dengan pembagian jurusan dapat membantu anak-anak untuk menemukan keinginannya ke arah mana pelajaran yang digemarinya. Sehingga menimbulkan semangat dalam proses belajar dan mengajar.

"Hari ini pembagian jurusan ditentukan oleh nilai, sehingga hal ini yang membuat kesulitan sendiri bagi peserta didik," tuturnya.

Kontributor : Alfat Handri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI