Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali menggelar event besar Konstruksi Indonesia (KI) di tahun 2024 ini.
Mengusung tema “Agility dan Adaptability Sektor Konstruksi yang Berdaya Saing”, puncak acara KI akan dilaksanakan pada tanggal 6 – 8 November 2024 di ICE BSD Tangerang Selatan.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Abdul Muis, mengatakan Kementerian PUPR menyelenggarakan Konstruksi Indonesia sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi masyarakat jasa konstruksi, dan menjadi media pertukaran informasi antar stakeholders kontruksi.
“Saya mengajak dan mendorong seluruh stakeholder jasa konstruksi untuk berkolaborasi dan menyemarakkan KI 2024 ini. Dengan demikian akan tercipta supply and demand serta komunikasi antar stakeholder jasa konstruksi baik nasional dan internasional sekaligus menjadi ajang promosi untuk mendorong investasi, kreativitas, teknologi konstruksi, dan kegiatan konstruksi nasional,” ujar Abdul Muis saat Launching KI 2024, di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (23/7/2024).
Baca Juga: Bersinar di Japan Youth Summit 2024, Paragon Corp Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Ia menuturkan, tema yang diusung menjadi pengingat bahwa pertumbuhan industri konstruksi yang begitu cepat menuntut kemampuan masyarakat jasa konstruksi untuk beradaptasi dengan perubahan, sehingga diharapkan akan terwujud industri konstruksi yang handal dan berkualitas untuk mendukung terlaksananya Percepatan Pembangunan Infrastruktur, mengingat Pembangunan infrastruktur menjadi instrumen utama untuk mengejar ketertinggalan menuju Indonesia Emas 2045.
“Kita ketahui bahwa Pembangunan infrastruktur telah menjadi prioritas Pemerintah dalam 10 tahun terakhir, dengan tujuan menghasilkan pertumbuhan ekonomi untuk mendukung peningkatan daya saing nasional, pemerataan pembangunan dan keadilan sosial,” tuturnya.
Board of Director PT. Debindo International Trade and Exhibitions, Effi Setiabudi sebagai Event Organizer, menuturkan bahwa kegiatan Konstruksi Indonesia 2024 telah mulai sejak bulan Juni 2024. Adapun agenda utamanya antara lain Konferensi; Pameran dan Penghargaan Konstruksi Indonesia 2024, kompetisi Tenaga Kerja Konstruksi Tingkat Nasional, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI), Penyusunan Buku Konstruksi Indonesia 2024 serta Lomba Foto dan Video.
Abdul Muis menambahkan bahwa di tahun 2024 Pemerintah menetapkan anggaran infrastruktur nasional sebesar Rp423,4 triliun atau 12,73% dari Rp3.325,1 triliun total anggaran belanja negara. Dari anggaran infrastruktur nasional tersebut, Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp146,98 triliun atau 34,7%.
“Besarnya anggaran infrastruktur nasional tersebut harus diikuti dengan kesiapan industri konstruksi. Saya menekankan, agar dapat seirama dengan program akselerasi pembangunan infrastruktur, kelincahan dan kemampuan untuk beradaptasi seluruh komponen industri konstruksi menjadi kunci utama untuk mencapai keberhasilan,” tegas Abdul Muis.
Baca Juga: Brantas Abipraya Bangun Penataan Kampung Seni, Perelok Kawasan Wisata Borobudur
Industri konstruksi harus agile dalam merespon perubahan dengan cepat dan efektif, menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, perubahan regulasi, dan dinamika pasar. Dengan agility, peluang baru dapat diidentifikasi, hambatan teratasi, dan tetap kompetitif. Pekerjaan proyek konstruksi harus dapat dilaksanakan dengan pendekatan yang fleksibel dan metode kerja baru, serta berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Adaptability juga berarti mampu belajar dari pengalaman serta meningkatkan kualitas untuk meningkatkan daya saing. Hingga saat ini, Indonesia menjadi negara dengan peningkatan peringkat daya saing tertinggi di dunia, yaitu berada di peringkat 27, naik 7 peringkat tahun 2023, sehingga Indonesia masuk dalam 3 besar di Kawasan Asia Tenggara setelah Singapura (peringkat 1) dan Thailand (peringkat 25).
"Disinilah kesiapan rantai pasok konstruksi sangat diperlukan. Industri jasa konstruksi diharapkan mampu menjamin kesiapan seluruh sumber daya, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, mulai dari Badan Usaha Jasa Konstruksi, tenaga kerja, Rantai Pasok material peralatan, sampai dengan teknologi konstruksi. Oleh karenanya, Konstruksi Indonesia 2024 sangat tepat untuk menjadi ajang bertemunya seluruh Pelaku Konstruksi untuk bertukar pikiran dan berkolaborasi," papar Abdul Muis.