Pakar: Stigma Murid IPA Lebih Pintar Harus Dihilangkan

Senin, 22 Juli 2024 | 21:39 WIB
Pakar: Stigma Murid IPA Lebih Pintar Harus Dihilangkan
Ilustrasi siswa SMA. [Antara/Herman Dewantoro]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggapan orang tua murid mengenai jurusan IPA berarti lebih pintar dinilai toxic bagi pelajar itu sendiri. Karenanya anggapan itu harus dihilangkan.

Temuan dari Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) bahwa sejumlah murid yang sempat masuk jurusan IPA nyatanya tidak benar-benar menyukai pelajaran tersebut. Melainkan karena diminta oleh orang tuanya untuk masuk kenjurusan IPA.

"Kami mengumpulkan data juga, ketika kami tanya, milih IPA Seringkali karena bukan minat siswa, tapi karena menterengnya itu, karena image-nya jurusan IPA. Jadi anak-anak itu tidak terbiasa mengeksplorasi minatnya sendiri, tapi terbiasanya terbawa oleh apa yang dianggap lebih keren, dianggap lebih pintar," kata Direktur PSPK Nisa Faridz kepada suara.com, dihubungi Senin (22/7/2024).

Menurut Nisa, proses belajar mengajar bagi siswa SMA kini tak bisa lagi dikotak-kotakan berdasarkan jurusan IPA, IPS, dan bahasa. Oleh sebab itu, dihapusnya ketiga jurusan tersebut oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) dinilai telah tepat.

Baca Juga: Gampang Dibeli, Murid SMP-SMA Bisa Habiskan Duit Jajan Rp 200 Ribu Seminggu Untuk Beli Rokok

Karena, menurutnya, murid SMA memang harus bisa diajarkan untuk eksplorasi minat dan bakat mereka. Serta terhindar dari stigma jurusan tertentublebih pintar dari lainnya.

"Tapi memang itu tantangannya. Kita sebagai orang tuanya terlanjur dididik di era yang IPA itu lebih mentarang daripada IPS. Tapi ini yang harus kita ubah agar tak ada lagi paradigma itu," ujarnya.

Diakui Nisa bahwa peran guru Bimbingan Konseling (BK) akan semakin berat dengan dihapuskannya jurusan di SMA. Dia menyampaikan bahwa guru tersebut harus bisa mengarahkan anak mengeksplorasi dirinya sendiri.

"Mengembalikan anak untuk menggali minat itu menjadi penting, dan ini perlu dilakukan oleh guru-guru," kata Nisa.

Baca Juga: Sebut Penghapusan Jurusan SMA Bikin Repot Pihak Sekolah, Pakar: Akhirnya Bohong-bohongan Saja, Cuma Ganti Istilah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI