Joe Biden Mundur Demi Bersatunya Partai Demokrat, Anggota Komite: Kita Tidak Mau Dipimpin Donald Trump

Andi Ahmad S Suara.Com
Senin, 22 Juli 2024 | 15:24 WIB
Joe Biden Mundur Demi Bersatunya Partai Demokrat, Anggota Komite: Kita Tidak Mau Dipimpin Donald Trump
Kamala Harris dan Joe Biden (Instagram/kamalaharris)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden AS Joe Biden resmi mundur dari pencalonan di Pilpres 2024 Amerika Serikat mendapatkan sambutan hangat dari anggota Komite Demokrat Albany County di negara bagian New York, Anton Konev.

Pasalnya kata Konev sapaan akrabnya, dengan mundurnya Joe Biden tentunya bisa mempersatukan Partai Demokrat yang sebelumnya dikabarkan pecah.

"Ini adalah hal terbaik yang bisa terjadi saat ini bagi Partai Demokrat. Ini memungkinkan Partai Demokrat untuk merestrukturisasi dan bersatu kembali," kata Konev.

Biden mengatakan sebelumnya pada Minggu bahwa dia menghentikan kampanye presidennya dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.

Baca Juga: Sepak Terjang Kamala Harris Capres AS Pengganti Joe Biden: Profil, Pendidikan, Karier

Konev menunjukkan bahwa kampanye Biden telah menjadi gangguan bagi Partai Demokrat, memecah belah partai tersebut.

"Sekarang, saatnya untuk bersatu kembali. Kita tahu bahwa kita tidak ingin mengalami empat tahun lagi dengan Presiden Donald Trump," katanya.

Pakar tersebut menekankan bahwa terlalu dini untuk mengomentari calon potensial dari Partai Demokrat tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa itu adalah Harris.

"Kemungkinan besar adalah Wakil Presiden Kamala Harris, tetapi keputusan belum dibuat oleh partai," kata Konev.

Konvensi Nasional Demokrat akan diadakan pada 19 hingga 22 Agustus di Chicago.

Baca Juga: Demokrat Usung Komika di Pilwakot Tangsel, Andi Arief Pasang Badan: Jangan Remehkan Marshel Widianto!

Calon presiden dari Demokrat biasanya dikonfirmasi pada konvensi, tetapi tahun ini seorang calon bisa diumumkan lebih cepat untuk menghindari tantangan hukum dari partai Republik terkait masalah pemungutan suara di Ohio. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI