Belum Dipecat, Fatayat NU Beri Sanksi Dua Anggota yang Temui Presiden Israel

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 19 Juli 2024 | 14:44 WIB
Belum Dipecat, Fatayat NU Beri Sanksi Dua Anggota yang Temui Presiden Israel
Lima orang mengaku tokoh muda NU bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. (Foto: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Izza Annafisatud Daniyah dan Nurul Bahrul Ulum jadi dua dari lima pengurus NU yang kedapatan temui Presiden Israel, Isaac Herzog. Status keduanya adalah enggota dari PP Fatayat NU.

"PP Fatayat NU menyesalkan adanya pertemuan yang dilakukan oleh lima aktivis muda NU dengan Presiden Israel (yang) melibatkan dua orang pengurus PP Fatayat NU, yaitu Izza Annafisatud Daniyah dan Nurul Bahrul Ulum," kata Ketua Umum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah kepada NU Online, dikutip pada jumat (19/7/2024) menanggapi kabar ini.

Selanjutnya, Fatayat NU akan memberi sanksi untuk keduanya. Terlebih, Izza Annafisatud Daniyah dan Nurul Bahrul Ulum adalah Wakil Koordinator Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup serta Wakil Koordinator Bidang Media Informasi dan Litbang Fatayat NU.

Sayangnya, tidak dijelaskan lebih lanjut terkait sanksi yang akan diberikan. Diduga kuat, keduanya tidak akan dicopot dari jabatan mereka.

Baca Juga: Opsi Tegas Sekjen PBNU untuk 5 Kader yang Bertemu Presiden Israel: Mundur atau Dimundurkan!

"PP Fatayat NU selanjutnya akan melakukan penelusuran terkait dengan kasus ini dan akan memberikan sanksi organisasi kepada yang bersangkutan. Karena meskipun ini agenda personal telah memberikan dampak negatif yang sangat luas bagi organisasi NU (termasuk Fatayat) dan masyarakat Indonesia," ungkapnya.

Ia menegaskan, pertemuan antara dua anggotanya dengan Presiden Israel merupakan kegiatan pribadi dan tidak ada hubungannya dengan organisasi.

Menurut Margaret, keikutsertaan kedua anggota tersebut dalam program Dialog Antaragama di Israel, yang termasuk pertemuan dengan Presiden Israel, sepenuhnya merupakan kegiatan pribadi. PP Fatayat NU tidak memiliki informasi atau keterlibatan dalam acara tersebut karena tidak menerima undangan.

Margaret menambahkan bahwa PP Fatayat NU tidak memberikan mandat atau izin kepada kedua anggotanya untuk berpartisipasi dalam kegiatan itu. Karena tidak ada permintaan izin atau konfirmasi dari pihak yang bersangkutan, kegiatan tersebut berada di luar kendali organisasi.

Margaret juga menyampaikan permohonan maaf terkait pertemuan tersebut yang telah menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Baca Juga: Eka Annash Sebut 5 Kader NU Bertemu Presiden Israel Seperti Orang yang Memakan Bangkai Saudaranya Sendiri

"PP Fatayat NU meminta maaf kepada seluruh warga Indonesia dan masyarakat internasional jika pertemuan ini telah menyebabkan kekacauan atau ketersinggungan dalam konteks kemanusiaan universal," kata dia.

Sebelumnya, Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H. Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meminta agar lima kader NU yang melakukan kunjungan ke Israel segera mengundurkan diri dari kepengurusan NU.

“Pilihan yang tersedia adalah mengundurkan diri atau dikeluarkan dari organisasi. Jadi, saya minta mereka segera membuat keputusan,” ujar Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Kamis (18/7/2024).

Menurut hasil tabayun, keberangkatan kelima anggota tersebut ke Israel adalah atas nama pribadi dan tidak mewakili lembaga.

Perjalanan mereka ke Israel dibiayai oleh sebuah LSM yang dalam undangannya mencantumkan agenda dialog antariman, tanpa adanya jadwal untuk bertemu dengan Presiden Israel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI