Masih Dikaji, Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bantah Anggaran Makan Bergizi jadi Rp 7.500 per Anak

Jum'at, 19 Juli 2024 | 14:07 WIB
Masih Dikaji, Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bantah Anggaran Makan Bergizi jadi Rp 7.500 per Anak
Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Komunikasi, Hasan Nasbi, membantah pernyataan ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan. Pernyataan itu terkait ihwal anggaran program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran yang disebut akan dipangkas menjadi Rp7.5000 per anak.

Melalui keterangan tertulis, Hasan menegaskan rumor terkait pemangkasan anggaran per orang untuk makan bergizi gratis siswa di sekolah sekolah hanya isu dan tidak resmi dari Tim Gugus Tugas Sinkronisaai Prabowo-Gibran.

“Itu hanya pernyataan atau mungkin saja ide dari ekonom tersebut. Bukan statemen resmi dari tim,” kata Hasan, Jumat (19/7/2024).

Hasan mengatakan fokus utama dari presiden terpilih Prabowo Subianto dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka adalah memberikan menu makanan yang bergizi sesuai standar kecukupan gizi.

Baca Juga: Silsilah Wamenkeu Thomas Djiwandono yang Punya Pertalian Keluarga dengan Prabowo Subianto, Ternyata Dari Sini

“Jadi ukurannya adalah ketercukupan gizi. Ketercukupan gizi ini ditentukan oleh ahli gizi,” ujar Hasan.

Sementara untuk anggaran per anak meski sebelumnya telah disampaikan Rp 15 ribu per porsi kata dia, tim masih melakukan kajian. Kekinian banyak ide dan saran dari berbagai pihak perihal program makan bergizi tersebut.

“Semua sedang dikaji dan diuji coba dengan sangat detail oleh Dewan Pakar. Sampai saat ini belum ada angka tertentu yang menjadi patokan, sebab yang menjadi tolok ukur kita adalah ketercukupan gizi,” kata Hasan.

Hasan menjelaskan, wilayah di Indonesia sendiri memiliki keberagaman sumber gizi sehingga masing-masing wilayah memiliki menu lokal yang berbeda satu sama lain.

Pemenuhan standar gizi anak akan disesuaikan ketersediaan bahan makanan dengan menu lokal tersebut.

Baca Juga: Dukung Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar, Prabowo Mania Pamer 3 Kali Menang Pilpres: Jokowi 2 Kali dan Prabowo Sekali

“Di berbagai wilayah, untuk memenuhi standar gizi, jenis menunya berbeda-beda. Sesuai dengan ketersediaan bahan makanan dan jenis menu lokal di masing-masing tempat. Dari sisi harga tentu juga akan berbeda-beda nilainya,” kata Hasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI