Menko PMK Minta Murid Perempuan Konsumsi Pil Penambah Darah Meski Rasanya Tak Enak

Kamis, 18 Juli 2024 | 16:23 WIB
Menko PMK Minta Murid Perempuan Konsumsi Pil Penambah Darah Meski Rasanya Tak Enak
Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy. (Suara.com/Lilis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinasi Bidang Pembanguman Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy minta murid perempuan mengonsumsi pil penambah darah bila diberikan oleh sekolah.

Muhadjir menjelaskan bahwa pemberian pil tersebut memang menjadi program pemerintah sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini. Tujuannya untuk mencegah para remaja tidak anemia atau kekurangan darah, sehingga saat dewasa diharapkan bisa hamil dengan sehat.

"Saya minta anak-anak remaja putri semuanya, jika di sekolah dibagi pil tambah darah, jangan dibuang di toilet. Harus diminum, karena itu untuk memastikan bahwa kalian anak-anak tidak mengalami anemia," kata Muhadjir saat sambutan acara Perayaan Hari Anak Nasional 2024 di Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Muhadjir menjelaskan, anak perempuan yang mengalami anemia kronis, saat dewasa akan berisiko memiliki janin yang rentan tidak tumbuh kembang dengan optimal.

Baca Juga: Makan Siang Gratis Prabowo Turun Jadi Rp 7.500 Per Porsi, Muhadjir Effendy: Itu Sangat Besar

Bahkan, dampak jangka panjangnya, janin bisa jadi lahir tidak sehat bahkan stunting.

Kondisi tersebut, lanjut Muhadjir, tentu perlu jadi perhatian. Karena menyangkut dengan masa depan anak-anak yang akan jadi penerus Indonesia. Itu sebabnya, Muhadjir menekankan agar para remaja perempuan rutin konsumsi pil penambah darah yang diberikan, sekalipun rasanya tidak enak.

"Saya mendapat laporan di sekolah-sekolah bahwa ini siswa-siswi jika mendapatkan pil tambah darah mohon diminum. Memang sementara ada rasanya tidak bagus dan tidak enak, tetapi itu demi bangsa dan negara. Mohon untuk diminum," tuturnya.

Diketahui bahwa angka stunting di Indonesia saat ini masih tinggi. Data Kementerian Kesehatan, angka stunting di Indonesia pada tahun 2023 tercatat 21,5 persen.

"Masa depan Indonesia akan sangat ditentukan oleh anak-anak. Karena itu marilah kita bersama-sama untuk terus mendorong pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat untuk memberikan perhatian khusus kepada anak-anak," pesannya.

Baca Juga: Dukung Program Zero New Stunting, LPCK Gelar Pelatihan Kader Posyandu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI