Ditemukan Jejak Sianida, 6 WNA yang Tewas di Hotel Mewah Thailand Diduga Diracun

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Kamis, 18 Juli 2024 | 08:22 WIB
Ditemukan Jejak Sianida, 6 WNA yang Tewas di Hotel Mewah Thailand Diduga Diracun
Ilustrasi racun, bunuh diri. [Envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil otopsi awal menunjukkan adanya jejak sianida dalam darah enam tamu asal Vietnam dan Amerika yang ditemukan tewas di sebuah hotel mewah di pusat Bangkok, menurut otoritas Thailand pada hari Rabu. Salah satu dari mereka diduga meracuni yang lain karena masalah investasi buruk.

Keenam mayat tersebut ditemukan pada hari Selasa di Grand Hyatt Erawan Bangkok, sebuah landmark di persimpangan pusat kota yang sibuk dengan mal, gedung pemerintah, dan transportasi umum. Mereka terakhir terlihat hidup saat makanan diantar ke kamar pada Senin sore. Staf melihat seorang wanita menerima makanan, dan rekaman video menunjukkan yang lain tiba satu per satu tak lama kemudian. Tidak ada pengunjung lain yang terlihat dan pintu terkunci dari dalam. Seorang pelayan menemukan mereka pada Selasa siang ketika mereka gagal check-out.

Setelah memasuki kamar, staf hotel menemukan makanan yang dipesan dari hari sebelumnya tidak disentuh, dengan beberapa porsi nasi goreng masih tertutup plastik. Sementara makanan tidak disentuh, beberapa cangkir teh bekas ditemukan di meja terdekat, bersama dengan dua termos.

Ilustrasi TKP (unsplash)
Ilustrasi TKP (unsplash)

Letnan Jenderal Trairong Piwpan, kepala divisi forensik kepolisian Thailand, mengatakan ada jejak sianida dalam cangkir dan termos tersebut. Hasil awal otopsi menunjukkan adanya sianida dalam darah semua korban, dan pemindaian CAT tidak menunjukkan tanda-tanda trauma benda tumpul, menguatkan dugaan bahwa mereka telah diracuni.

Baca Juga: Masato Sugiharto Bukan Satu-Satunya, 2 Pemain Indonesia Lebih Dulu Direbut Timnas Qatar

Polisi Bangkok, yang diwakili oleh Letnan Jenderal Thiti Sangsawang, mengidentifikasi korban sebagai dua warga negara Amerika keturunan Vietnam dan empat warga negara Vietnam, dengan usia berkisar antara 37 hingga 56 tahun. Polisi yakin kasus ini bersifat pribadi dan tidak akan berdampak pada keamanan turis.

Pasangan suami istri di antara korban telah menginvestasikan sekitar 10 juta baht (sekitar $278.000) dengan dua orang lainnya, yang mungkin menjadi motif pembunuhan, menurut informasi dari keluarga. Polisi menyatakan satu orang membunuh yang lain, tetapi tidak mengidentifikasi pelakunya. Polisi juga mengatakan seorang saudara salah satu korban, yang namanya terdaftar dalam pemesanan hotel, telah meninggalkan Thailand pada 10 Juli dan tidak terlibat dalam kematian tersebut.

Kedutaan Vietnam dan Amerika Serikat telah dihubungi terkait kematian ini, dan FBI Amerika sedang dalam perjalanan ke Thailand untuk membantu penyelidikan.

Kasus ini tidak diyakini sebagai bunuh diri massal karena beberapa korban telah merencanakan perjalanan lebih lanjut. Posisi mayat yang tersebar di berbagai bagian kamar hotel juga menunjukkan bahwa mereka tidak secara sadar mengonsumsi racun dan menunggu kematian bersama.

Ilustrasi jenazah perempuan. [elementsenvato/RawPixels_1]
Ilustrasi jenazah [elementsenvato/RawPixels_1]

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menyatakan bahwa AS memantau situasi ini dengan cermat.

Baca Juga: Masato Sugiharto Akui Punya Darah Indonesia, Tulis Ini di Bio Instagram

Hotel bintang lima Grand Hyatt Erawan adalah salah satu hotel terkenal di Bangkok. Kuil Erawan yang berada di sudut blok hotel tersebut telah menjadi daya tarik wisata utama sejak didirikan pada tahun 1956 untuk menangkal nasib buruk.

Pada tahun 2023, Thailand digemparkan oleh laporan seorang pembunuh berantai yang meracuni 15 orang dengan sianida selama beberapa tahun. Sararat Rangsiwuthaporn, yang dikenal sebagai "Am Cyanide", membunuh setidaknya 14 orang yang berutang padanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI