Suara.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengeluarkan pernyataan tegas terkait hubungan antara NATO dan Israel dalam konferensi pers di Washington setelah pertemuan para pemimpin NATO.
Erdogan menyatakan bahwa keinginan NATO untuk menjalin kerja sama dengan Israel tidak dapat diterima oleh Turki.
Erdogan menegaskan bahwa Israel telah melanggar nilai-nilai fundamental aliansi Turki dengan NATO dengan tindakan-tindakannya di wilayah Palestina yang diduduki, khususnya di Gaza.
Dia menyalahkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas kebijakan ekspansionis yang dinilainya membahayakan tidak hanya Israel sendiri tetapi juga seluruh kawasan.
Baca Juga: Israel Hadang Pasokan Bahan Bakar ke Gaza, Jumlah yang Tersedia Jauh dari Kebutuhan
"Sampai perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan tercapai di Palestina, Turki tidak akan menyetujui upaya kerja sama dengan Israel dalam konteks NATO," tegas Erdogan.
Erdogan juga mengajak komunitas internasional untuk mendukung solusi dua negara antara Israel dan Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967.
Dia menyambut dengan baik peningkatan pengakuan terhadap Palestina oleh negara-negara lain, sambil mendesak untuk lebih banyak negara mengajukan pengaduan terhadap Israel di Mahkamah Internasional.
Turki, kata Erdogan, siap mengambil inisiatif untuk memfasilitasi deklarasi gencatan senjata dan pembentukan perdamaian permanen di Gaza. Dia juga meminta sekutu NATO untuk meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Netanyahu untuk memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa gangguan kepada rakyat Gaza yang telah menderita.
Selain itu, Erdogan mengkritik hubungan yang disebutnya "tidak sehat" antara beberapa sekutu NATO dengan kelompok teroris PYD/YPG di Suriah, yang menurutnya merupakan perpanjangan dari organisasi teroris PKK. Dia menekankan perlunya solidaritas dalam perang melawan terorisme, salah satu dari dua ancaman utama yang dihadapi NATO.
Baca Juga: Gempuran Israel Sebabkan Lima Sekolah PBB di Gaza Hancur
Dalam kesempatan itu, Erdogan juga menyatakan keinginan Turki untuk menjadi tuan rumah KTT NATO di masa depan, menyarankan Istanbul sebagai lokasi yang potensial untuk acara tersebut.