Suara.com - Nama Isaac Herzog menjadi sorotan saat ini. Bukan tanpa alasan, Presiden Israel ini bertemu dengan sejumlah tokoh Nahdliyin yang terunggah di sejumlah media sosial.
Foto lima tokoh Nahdliyin bersama Isaac Herzog menuai kecaman. Tentu saja kecaman itu ikut menyeret NU yang dituding menormalisasi pertemuan para cendikiawannya dengan tokoh Israel tersebut.
Sudah jelas posisi Indonesia ikut mengecam tindakan Israel terhadap warga Palestina dengan sejumlah dalih perang dan pembantaian yang dilakukan mereka. Di tengah situasi panas tersebut, justru para tokoh Nahdliyin berfoto bersama yang menimbulkan spekulasi liar di Indonesia.
Terlepas dari polemik yang ikut menyeret organisasi keagamaan NU, perlu diketahui juga biodata Isaac Herzog sendiri. Dipilih sebagai Presiden, Isaac Herzog berangkat dari profesinya sebagai pengacara. Berikut profil lengkap Presiden Israel 64 tahun ini.
Baca Juga: Profil RAHIM: Organisasi Yahudi yang Turut Diikuti Aktivis NU, Zainul Maarif
Profil
Isaac Herzog, lahir pada 22 September 1960, adalah seorang politikus dan pengacara Israel yang saat ini menjabat sebagai Presiden Israel ke-11 sejak tahun 2021.
Herzog telah menjadi anggota Knesset sejak tahun 2003 dan telah memegang berbagai posisi kementerian, termasuk Menteri Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial dari tahun 2007 hingga 2011.
Dia adalah ketua Partai Buruh dan pernah menjadi pemimpin oposisi di Knesset ke-19. Pada pemilihan legislatif tahun 2015, Herzog memimpin daftar elektoral bersama Zionist Union dari Partai Buruh dan Hatnuah.
Orang tua
Baca Juga: NGO Israel Ada di Balik Pertemuan 5 Kader NU dengan Presiden Isaac Herzog
Isaac Herzog adalah putra dari Jenderal Chaim Herzog, yang menjabat sebagai Presiden Israel keenam dari tahun 1983 hingga 1993, dan Aura Ambache, pendiri Dewan Israel Indah.
Kakek dari pihak ayahnya, Rabbi Yitzhak HaLevi Herzog, adalah Kepala Rabbi pertama Irlandia dari tahun 1922-1935 dan Ketua Rabbi Ashkenazi Israel dari tahun 1936-1959.
Ayah Isaac Herzog lahir di Irlandia dan ibunya lahir di Mesir, keluarga mereka berasal dari keturunan Yahudi Eropa Timur, termasuk Polandia, Rusia, dan Lithuania. Herzog memiliki dua saudara laki-laki dan satu saudara perempuan.
Pendidikan dan Keluarga
Herzog lahir di Tel Aviv dan semasa kecilnya tinggal di New York saat ayahnya menjabat sebagai Perwakilan Permanen Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dia bersekolah di Ramaz School. Setelah kembali ke Israel pada akhir 1978, dia masuk IDF dan bertugas sebagai perwira mayor di Unit 8200 dari Korps Intelijen.
Herzog belajar hukum di Universitas Tel Aviv dan bekerja di firma hukum yang didirikan oleh ayahnya, Herzog, Fox & Ne'eman. Dia menikah dengan Michal, seorang pengacara, dan memiliki tiga anak laki-laki. Mereka tinggal di rumah masa kecil Herzog di kawasan Tzahala, Tel Aviv.
Alasan 5 Cendikiawan Bertemu Herzog
Pertemuan lima tokoh Nahdliyin bersama Presiden Israel ini merupakan ajakan dari salah satu advokat yang terafiliasi dengan organisasi non-pemerintahan atau NGO Israel.
Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, menyebutkan advokat ini memiliki strategi untuk mengundang sejumlah kelompok, untuk hadir ke Israel. Tujuannya untuk memperlihatkan bahwa konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina bukan isu yang sensitif.
"Israel berharap ini anak-anak ini bisa membantu Israel untuk menyebarkan artikulasi-artikulasi yang sesuai dengan kepentingan Israel," jelas Gus Yahya dalam pemaparannya di markas PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2024).
Gus Yahya mengungkapkan cara-cara yang dilakukan NGO Israel ini cukup di luar dugaan. Termasuk bagaimana cara orang yang diundang mendapat visa untuk bisa diterbangkan ke Israel, termasuk Indonesia yang tak memberikan akses visa ke Israel karena tak memiliki hubungan bilateral.
"Ini yang mengajak dan konsolidasikan mereka, ya memang canggih sekali biasanya caranya. Tapi sekali lagi, ini sudah sering sekali begini nih, baik di Indonesia, belahan dunia lain, Irak dan sebagainya," ujar dia.
Hingga kini, lima tokoh cendikiawan Nahdliyin ini belum mendapat tindakan dari PBNU sendiri. Meski Gus Yahya memastikan NU tak pernah mendelegasikan dan terlibat terkait keberangkatan lima tokoh tersebut, pihaknya akan memanggil orang-orang tersebut yang nantinya bisa saja memberikan sanksi tegas.