Taman Kanak-Kanak Berubah Jadi 'Kampus' Lansia di Tengah Krisis Populasi China

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 15 Juli 2024 | 13:01 WIB
Taman Kanak-Kanak Berubah Jadi 'Kampus' Lansia di Tengah Krisis Populasi China
Ilustrasi Taman Kanak-kanak (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di sebuah bekas taman kanak-kanak di China utara, para warga lanjut usia menikmati musik klasik, seiring dengan semakin berkurangnya jumlah anak-anak akibat populasi yang menua dan tingkat kelahiran yang rendah. Jutaan warga China diperkirakan akan memasuki usia tua dalam beberapa dekade mendatang, sementara angka kelahiran yang rendah kronis membuat jumlah penggantinya semakin sedikit, menurut data resmi.

Krisis ini telah mempengaruhi sektor pendidikan, dengan ribuan prasekolah yang tutup karena kekurangan murid. Namun, beberapa lembaga beradaptasi dengan perubahan ini, seperti fasilitas di provinsi Shanxi yang kini melayani orang lanjut usia. Kepala sekolah, Li Xiuling, mengungkapkan bahwa setelah taman kanak-kanaknya kosong, dia memutuskan untuk memanfaatkannya sebagai pusat rekreasi untuk para pensiunan.

Didirikan pada tahun 2005, prasekolah Li pernah melayani hingga 280 anak, tetapi ditutup tahun lalu dan dibuka kembali pada bulan Desember sebagai "Impressions of Youth", sebuah pusat rekreasi untuk orang tua. Di ibukota provinsi Taiyuan, sekitar 100 orang dewasa belajar musik, tari, peragaan busana, dan mata pelajaran lainnya di pusat tersebut.

Ilustrasi lansia bertemu teman-temannya. (Elements Envato)
Ilustrasi lansia bertemu teman-temannya. (Elements Envato)

Di sebuah pagi yang hujan bulan ini, instruktur peragaan busana memimpin barisan wanita lanjut usia yang berjalan di kelas dengan mengenakan gaun cheongsam tradisional dan payung kertas minyak berwarna merah muda. Di kelas lain, siswa duduk dalam setengah lingkaran sambil menabuh drum Afrika mengikuti lagu-lagu sosialis.

Baca Juga: Rentan Alami Luka Dekubitus, Lansia Butuh Perawatan dan Popok yang Tepat, Seperti Apa?

He Ying, 63, mengatakan bahwa bergabung dengan pusat tersebut membantunya mengatasi kurangnya kepercayaan diri pasca-pensiun dan bertemu teman-teman baru. Dia merasa hidupnya menjadi lebih bermakna dan tidak hanya menunggu untuk menua.

Tahun lalu, hampir 15.000 taman kanak-kanak ditutup di China karena pendaftaran menurun sebanyak 5,3 juta dibandingkan tahun 2022, menurut data pemerintah. Di Shanxi yang berdebu dan industri, jumlah kematian melebihi kelahiran sebanyak 78.000 tahun lalu.

Ilustrasi Taman Kanak-kanak (Pexels)
Ilustrasi Taman Kanak-kanak (Pexels)

Tempat tersebut masih menyimpan jejak masa lalunya, dengan tempat tidur susun dan meja tulis kecil berjejer di dinding kelas yang berwarna-warni. Bagi Yan Xi, yang dulunya mengajar di taman kanak-kanak dan sekarang mengajar kelas untuk pensiunan, perubahan ini memerlukan penyesuaian. Mengajar orang tua membutuhkan pendekatan komunikasi yang berbeda dibandingkan dengan anak-anak kecil.

Beberapa fasilitas lain di seluruh China juga berhasil beralih dari prasekolah menjadi pusat pendidikan untuk lansia. Sun Linzhi, 56, salah satu murid, mengatakan bahwa pusat ini memenuhi kebutuhan akan universitas bagi orang lanjut usia. Sejak bergabung dengan pusat di Taiyuan, dia merasa seperti muda kembali.

Baca Juga: Ingin Ingatan Tajam di Hari Tua? Hentikan Kebiasaan Merokok dari Sekarang!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI