Suara.com - Donald Trump mengaku ia mencoba mengirim pesan dengan mengangkat tangannya yang terkepa beberapa saat setelah dia selamat dari upaya pembunuhan di Pennsylvania pada hari Sabtu.
Mantan presiden tersebut mengatakan kepada Washington Examiner pada hari Minggu bahwa dia ingin audiensnya mengetahui bahwa dia baik-baik saja dan bahwa “Amerika terus maju, kita maju, bahwa kita kuat.”
Dalam gambar yang terlihat di seluruh dunia, Trump ditarik dari panggung setelah seorang pria bersenjata menembaki dia. Darah mengalir dari telinganya dan menetes ke seluruh wajahnya, mungkin karena peluru yang mengenainya, tapi dia berhenti sejenak untuk memompa peluru pertamanya sebelum dia dibawa pergi.
“Energi datang dari orang-orang di sana pada saat itu, mereka hanya berdiri di sana,” katanya kepada surat kabar tersebut.
Baca Juga: Tak Ikut Campur Penembakan Donald Trump, Timnas Indonesia Tetap Bisa Kena Getahnya?
“Sulit untuk menggambarkan bagaimana rasanya, tapi saya tahu dunia sedang melihatnya. Saya tahu bahwa sejarah akan menilai hal ini, dan saya tahu saya harus memberi tahu mereka bahwa kami baik-baik saja.”
Pria bersenjata itu tewas di tempat kejadian dan kemudian diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks yang berusia 20 tahun. Aparat penegak hukum mengatakan mereka belum tahu apa yang memotivasi dia.
Sementara itu, korban meninggal yang merupakan pendukung Donald Trump disebut gugur sebagai pahlawan usai melindungi keluarganya dari peluru.
Ia adalah pria berusia 50 tahun bernama Corey Comperatore yang pada saat kejadian berada di lokasu kampanye Trump bersama keluarganya serta para simpatisan lain.
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Prihatin Donald Trump Ditembak saat Kampanye Pilpres