Agar Rantai Nepotisme Putus, Aktivis Feminis Didesak Jadi Relawan Tokoh Perempuan di Pilkada DKI

Minggu, 14 Juli 2024 | 10:02 WIB
Agar Rantai Nepotisme Putus, Aktivis Feminis Didesak Jadi Relawan Tokoh Perempuan di Pilkada DKI
Peneliti Politik BRIN Prof Siti Zuhro. (Antara/Zuhdiar Laeis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi perempuan serta aktivis feminis diminta menggalang dukungan untuk tokoh perempuan yang layak diusung dalam Pilkada Jakarta 2024.

Pengamat politik Siti Zuhro mengatakan bahwa gerakan itu penting demi mendorong eksistensi perempuan di Pilkada Jakarta.

"Menurut saya memang aktivis-aktivis perempuan di organisasi-organisasi perempuan, secara tidak langsung maupun langsung, tunjukkan lah keberpihakan kepada kaum perempuan. Tentu untuk calon-calon yang memiliki kualitas, kualifikasi untuk dimajukan dalam Pilkada Jakarta, itu penting ya menurut saya," kata Siti kepada Suara.com, dihubungi Jumat (13/7/2024).

Menurut Siti, gerakan organisasi dan kelompok aktivis diperlukan karena publik bisa jadi tidak mendapatkan pilihan calon pemimpin perempuan bila hanya menunggu partai politik yang mengusungnya.

Baca Juga: Tokoh Perempuan Kalah Eksis di Pilkada Jakarta, Pengamat: Elite Politik Terkotak Pikiran Maskulin

Kondisi tersebut yang telah terlihat saat ini, di mana bursa bakal calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Pilkada Jakarta masih didominasi tokoh laki-laki.

"Kalau kita nunggu kemurahan hati dari partai-partai politik, dari para elit politik kayaknya susah gitu, sulit. Maka memang harus ada keberpihakan dari kaum perempuan itu sendiri yang melihat memang ada calonnya lalu ada relawannya," tuturnya.

Tentunya, lanjut Siti, tokoh perempuan yang didorong maju ke Pilkada Jakarta harus benar-benar sosok berkualitas, bukan sekadar mengandalkan popularitas. Menurutnya, ada banyak politisi perempuan yang juga memiliki elektabilitas, integritas, hingga rekam jejak yang bagus sehingga cocok diusung sebagai calon pemimpin Jakarta.

Cara seperti itu disebut juga sebagai upaya unthk memutus nepotisme dalam pencalonan pemimpin di daerah, kata Siti.

"Ini saatnya kita memutus mata rantai nepotisme. Kita unggulkan kualitas perempuan yang tidak nepotis. Tidak hanya karena alasan kekerabatan atau anak atau apanya tokoh besar. Tapi memang calon perempuan ini berkualitas," ujarnya.

Baca Juga: Usul Sylviana Murni dan Risma Duet Maut di Pilkada Jakarta, Siti Zuhro: Saatnya Perempuan Turun Gunung!

Apabila dorongan dari relawan kuat, menurut Siti, para elit politik pada akhirnya juga akan melirik, mempertimbangkan, hingga mengusung tokoh perempuan. Gerakan tersebut masih sempat dilakukan saat ini, mengingat pencalonan cagub dan cawagub Pilkada 2024 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih ada waktu sekitar satu bulan lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI