Terungkap! Alasan Kuat Elite Politik Ogah Usung Perempuan di Pilgub Jakarta

Rabu, 10 Juli 2024 | 19:02 WIB
Terungkap! Alasan Kuat Elite Politik Ogah Usung Perempuan di Pilgub Jakarta
Balai Kota DKI Jakarta. [Foto: Biro Umum dan Administrasi Pemprov DKI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tokoh politik perempuan nampaknya masih belum menjadi pilihan utama dalam kontestasi politik atau Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.

Pengamat politik Adi Prayitno mengungkapkan bahwa eksistensi perempuan dalam Pilkada Jakarta memang tidak pernah signifikan.

Hal itu disampaikan Adi berdasarkan fakta sejarah yang menunjukkkan Jakarta belum pernah memiliki gubernur maupun wakil gubernur perempuan.

"Kalau kita lihat eksistensi perempuan dalam Pilkada Jakarta memang tidak pernah signifikan. Pernah disuatu waktu, calon perempuan maju dalam Pilkada (Jakarta), tapi itu sebagai cawagub yaitu Sylvia Murni yang berpasangan dengan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono)," kata Adi saat dihubungi Suara.com, Rabu (10/7/2024).

Baca Juga: Paslon Independen di Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana Lolos Verifikasi Administrasi KPU

Sylvia Murni kala itu pun sebenarnya bukan politisi yang berasal dari kader partai politik, melainkan mantan birokrat yang pernah menjabat sebagai Walikota Jakarta Pusat periode 2008-2010.

"Jadi memang kalau melihat rekam jejaknya, eksistensi, power, kharisma dan magnet politik perempuan di pilkada nyaris tidak pernah diperhitungkan secara signifikan," katanya.

Pada Pilkada Jakarta 2024 kali ini, beberapa nama perempuan sempat muncul dalam bursa bakal Cagub dan bakal Cawagub, seperti Khofifah Indar Parawansa dan Airin Rachmi Diany.

Namun, Adi berpandangan kalau kedua sosok itu juga kemungkinan besar tidak jadi maju di Pilkada Jakarta.

"Saya kira Airin sudah punya nama besar, sudah jadi tokoh nasional karena dinilai sukses waktu jadi walikota Tangsel dua periode. Ataupun misalnya Khofifah sosok di Jatim yang dinilai sukses dan digadang masuk bursa Pilgub Jakarta," kata Adi.

Baca Juga: Sempat Bilang Tidak Ada Niatan Berpolitik, Demokrat DKI Masih Ngotot Usung Heru Budi di Pilkada Jakarta

"Tapi at the end of the day, elite politik mendorong Airin misalnya didorong oleh partainya sendiri Golkar untuk maju Pilgub Banten karena dinilai cukup rasional karena dianggap basis Golkar. Jadi kemungkinan menang jauh lebih terbuka ketimbang Jakarta. Begitu pun dengan Khofifah yang dinilai lebih realistis maju di Jatim dibandingkan di Jakarta," ujarnya.

Melihat fenomena tersebut, Adi melihat kalau kebanyakan elite politik memang belum tertarik untuk mengusung perempuan di Pilkada Jakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI