Suara.com - Warga RW 01 Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur meminta pemerintah turut membantu pencegahan aksi tawuran yang kerap terjadi di depan mal Bassura di Jalan Basuki Rahmat. Salah satu upaya yang dianggap bisa membantu adalah meninggikan pagar pembatas di jalan itu.
Ketua RT 02 RW 01, Slamet Subroto mengatakan, Jalan Jenderal Basuki Rahmat merupakan batas antara RW 01 dan RW 02 yang berseteru. Jika pagarnya ditinggikan, maka kemungkinan akan mempersulit mereka untuk melakukan tawuran.
Kemudian, pagar yang dipasang juga tak sekadar tinggi, harus menggunakan bahan yang keras seperti besi agar susah dirusak.
"Kita minta kalau bisa itu dipasang pagar yang tinggi dari besi atau beton gitu yang kuat," ujar Slamet saat ditemui Suara.com, Rabu (10/7/2024).
Baca Juga: Tawuran Beda RW Pecah Lagi, Deklarasi Damai Jilid II di Bassura jadi Sia-sia!
Slamet mengatakan, sebenarnya warga sudah pernah memasang pagar yang terbuat dari bambu sebanyak dua kali. Namun, setiap kali terjadi tawuran, pagar tersebut dirusak.
Tawuran Pecah Lagi
Diberitakan sebelumnya, tawuran antara warga RW 01 dan RW 02 kembali terjadi di Jalan Basuki Rahmat (Bassura) Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, pada Selasa (9/7/2024) petang.
Tawuran antarwarga yang diwarnai saling melempar batu dan petasan itu diduga dipicu saling ejek dari kedua belah pihak.
"Awal mulanya dari warga salah satu RW berkumpul, kemudian saling menatap dan saling mengejek satu sama lain sehingga pecah tawuran itu," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly di lokasi tawuran tersebut pada Selasa malam.
Baca Juga: Tawuran di Bassura Jaktim Lagi-lagi Pecah, Kapolres: Dendam Mereka Tak Pernah Berakhir
Aparat Kepolisian bersama TNI, Satpol PP Jakarta Timur (Jaktim) dan pihak kelurahan melaksanakan pengamanan untuk meredam tawuran tersebut.
Dia mengimbau kepada masing-masing kubu untuk sadar bahwa tindakan mereka mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dan mengganggu pengguna jalan karena dilakukan di jalan raya.
"Kami sangat berharap agar peristiwa ini tak terulang kembali. Kalau ini masih terjadi, maka kami akan melakukan tindakan tegas dan terukur," kata Nicolas.
Menurut dia, tawuran antarwarga itu sering terjadi lantaran kedua belah pihak saling dendam dan menantang.
"Tidak pernah dendam mereka berakhir. Jadi, mereka merasa paling hebat dan saling mengejek," ujarnya.