Suara.com - Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) disebut mendadak rajin salat di masjid menjelang dirinya menjalani sidang vonis kasus dugaan gratifikasi dan pemerasaan di lingkungan Kementerian Pertanian pada Kamis (11/7/2024) besok. Soal SYL rajin beribadah itu diungkapkan oleh pengacarnya, Djamaludin Koedoeboen.
Selain salat, kata Koedoeboen, SYL juga kini rajin mengaji dan mendengar ceramah dari pendakwah.
"Beliau lebih banyak di masjid. Selain salat, ngaji juga mendengar ceramah dari para ustaz," ujarnya kepada wartawan, Rabu (10/7/2024).
Djamal juga menjelaskan, SYL kini memasrahkan diri kepada yang Maha Kuasa terkait vonis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta besok.
Baca Juga: Ungkit Duit Saweran Biduan Nayunda, Kubu SYL Tepis Tudingan Jaksa KPK
"Ya lebih fokus menyerahkan diri kepada Allah SWT dalam kaitan dalam menghadapi persidangan ini, untuk putusan besok. Jadi semua diserahkan aja kepada Allah," ujar Djamal.
Dia berharap, Majelis Hakim yang dipimpin Rianto Adam Pontoh bisa membebaskan SYL pada sidang putusan besok. Dia meyakini SYL tidak melakukan pengumpulan uang upeti kepada sejumlah pejabat eselon Kementan sebagaimana yang didakwakan jaksa.
Lebih lanjut, Djamal mengaku belum bisa memastikan keluarga SYL dapat hadir secara langsung dalam persidangan atau tidak. Terlebih karena istri SYL, Ayun Sri Harahap sedang sakit.
"Kalau istri beliau kan lagi sakit ya di Makassar, tapi mungkin anak-anaknya, mungkin ya, ada yang hadir nanti," katanya.
Diketahui, Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut mantan Menteri Pertanian SYL dihukum pidana penjara selama 12 tahun karena dianggap bersalah dalam kasus dugaan gratifikasi dan pemerasan di lingkungan Kementerian Pertanian.
“Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Syahrul Yasin Limpo berupa pidana penjara selama 12 tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan,” kata jaksa Meyer Simanjuntak di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (28/6/2024).
Jaksa juga menuntut agar SYL dijatuhi pidana denda sebesar Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan penjara.
“Membebankan kepada terdakwa Syahrul Yasin Limpo untuk membayar uang pengganti sebesar Rp44.269.777.204 dan USD 30 ribu subsider 4 tahun penjara,” tandas Meyer.
Sekadar informasi, Syahrul Yasin Limpo saat ini sedang menjalani sidang dugaan korupsi di Pengadilan Tipikor Jakarta dengan dakwaan melakukan pemerasan serta menerima gratifikasi dengan total Rp 44,5 miliar dalam kasus dugaan korupsi di Kementan dalam rentang waktu 2020 hingga 2023.
SYL didakwa melanggar Pasal 12 huruf e juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.