Suara.com - Perdana Menteri India Narendra Modi baru saja bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Senin malam (8/7) di Novo-Ogaryovo, kediaman presiden di Moskow.
Ada beberapa pembahasan saat Modi bertemu hingga duduk di samping Vladimir Putin, mulai dari perang di Ukraina hingga bertukar pendapat.
Bahkan ada momen saat Modi duduk di samping Putin berbicara soal nasib anak-anak yang tidak bersalah dibunuh, apalagi Perdana Menteri India menyaksikan langsung adanya banyak orang-orang melihat mereka mati.
"Ketika anak-anak yang tidak bersalah dibunuh, orang melihat mereka mati, hati mereka sakit dan rasa sakit itu tak tertahankan," kata Modi, yang duduk di samping Putin, bersama dengan delegasi mereka, Selasa (9/7/2024).
Pada kunjungannya juga, Modi menyerukan perundingan perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang telah berkecamuk selama lebih dari dua tahun.
Baca Juga: Putaran Harapan dari Mesin Jahit di Balik Reruntuhan Bangunan Gaza
"Mengenai masalah Ukraina, kami bertukar pendapat secara terbuka dan menghormati pendapat satu sama lain," kata Modi dalam bahasa Hindi, mengacu pada pertemuan empat mata dengan Putin.
"Untuk masa depan yang cerah, bagi generasi mendatang, perdamaian sangatlah penting. Kami berpendapat bahwa perang tidak dapat menyelesaikan masalah; solusi dan perundingan perdamaian tidak akan berhasil jika dilakukan dengan bom, senjata dan peluru," sambungnya.
Modi terpilih kembali pada bulan lalu untuk yang ketiga kali menjadi perdana menteri India untuk masa jabatan lima tahun.
Rusia melancarkan perang di Ukraina pada 24 Februari 2022, yang mengakibatkan ribuan kematian dan cedera, serta jutaan orang meninggalkan negara tersebut untuk mencari perlindungan di negara lain.
"Seluruh dunia menyaksikan kunjungan ini dengan penuh minat," kata Modi kepada Putin di Kremlin selama kunjungan resminya selama dua hari ke Rusia, yang pertama sejak perang dimulai, yang disiarkan langsung oleh Russia Today (RT).
Baca Juga: Tahanan Palestina Tewas Disiksa di Penjara Israel, Direktur RS Al-Shifa Bersaksi
Komentarnya muncul sehari setelah sebuah rumah sakit anak-anak di Kiev diserang, menewaskan sedikitnya 37 orang, dan Rusia membantah menargetkan fasilitas layanan kesehatan tersebut.
"Saya berkesempatan mendiskusikan masalah ini dengan Anda. Dan kita perlu menemukan cara perdamaian melalui dialog," tegasnya.
Sementara itu, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller pada konferensi pers Senin (8/7), mengatakan bahwa AS akan mendesak India seperti yang AS lakukan pada negara mana pun yang terlibat dengan Rusia.
“… untuk memperjelas bahwa resolusi apa pun terhadap konflik di Ukraina harus menghormati Piagam PBB,yang menghormati wilayah Ukraina, kedaulatan Ukraina,” katanya.
"India adalah mitra strategis yang dengannya kami terlibat dalam dialog yang penuh dan jujur, dan itu termasuk kekhawatiran kami mengenai hubungan dengan Rusia," tambah Miller.
Sementara itu, India dan Rusia mengeluarkan pernyataan bersama di akhir pertemuan yang menyatakan kedua belah pihak akan mengembangkan mekanisme penyelesaian perdagangan bilateral menggunakan mata uang nasional.
Mereka juga berjanji akan "memperkenalkan instrumen keuangan digital secara konsisten ke dalam penyelesaian bersama."
Kedua negara juga akan mempertimbangkan kemungkinan pembukaan cabang "institusi medis India di Rusia dan merekrut tenaga medis yang berkualitas, serta memperkuat koordinasi di bidang keamanan medis dan biologis." [Antara/Anadolu]