Setelah menyelesaikan wajib militernya, ia mendapatkan gelar diploma sains pada 1976 dan diterima program kedokteran di Tabriz pada tahun yang sama.
Selama terjadinya perang Iran-Irak, Pezeshkian ditugaskan sebagai pemimpin tim medis yang dikerahkan ke zona-zona konflik. Dengan berani, ia menjalankan tugas ganda sebagai pejuang dan juga dokter.
Dalam menjalankan tugasnya ia memberikan perawatan medis kritis terhadap tentara yang terluka yang ditempatkan di belakang garis terdepan.
Dedikasi serta pengabdiannya selama masa yang menegangkan ini membentuk jalan masa depannya dan memperkuat komitmennya dalam menjalankan misi kemanusiaan.
Perjalanan Karier dan Masuk ke Dunia Politik
Setelah menuntaskan pendidikan kedokterannya pada tahun 1985, Masoud Pezeshkian mengejar fisiologi kepada mahasiswa. Kemudian di tahun 1990, Dr. Pezeshkian memperoleh gelar spesialis dalam bedah dari Universitas Tabriz, yang menjadi cikal bakal dimulainya perjalanannya menjadi ahli bedah jantung yang terkemuka.
Usai berhasil meraih prestasinya ini, ia lantas melanjutkan pelatihan dalam bedah jantung di Universitas Ilmu Kedokteran Iran. Pezeshkian pun dinyatakan lulus dan berhasil memperoleh gelarnya pada tahun 1993.
Pezeshkian kemudian mendedikasikan ilmu yang pelajarinya itu untuk menyediakan perawatan medis serta memajukan pengetahuan ilmiah di Rumah Sakit Shahid Madani, Tabriz.
Kontribusinya yang sangat luar biasa ini bisa membawanya diangkat menjadi direktur utama rumah sakit, di mana ia terus berinovasi dan bisa membuat langkah signifikan dalam bidang bedah jantung.
Karena keahlian dan kualitas kepemimpinannya yang luar biasa itu, Pezeshkian resmi diangkat sebagai kepala Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz oleh Menteri Kesehatan, Alireza Marandi. Sebuah jabatan yang dipegang dengan pujian berhasil tersemat hingga tahun 2000.